TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan alasan meluapnya Sungai Krukut adalah normalisasi belum selesai. Menurut Ahok, normalisasi masih terkendala ketersediaan rusun. "Karena Krukut belum normalisasi, kan nunggu rusun, penanganannya mesti pindahin orang dari sungai," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis, 21 April 2016.
Normalisasi ini dilakukan lantaran lebar sungai sudah mengalami penyempitan. Hal yang sama juga terjadi pada Kali Pesanggrahan. Menurut Ahok, lebar Sungai Pesanggrahan sekitar 60 meter. Namun saat ini lebar sungai tersebut tinggal 15 meter. Sehingga, jika ingin melakukan normalisasi, sungai harus diperlebar.
Padahal saat ini banyak masyarakat yang bermukim di kanan dan kiri sungai sehingga proses normalisasi terhambat. Untuk mengatasi ini, Ahok mengaku harus memindahkan masyarakat tersebut. Namun rusun baru tersedia pada bulan Mei mendatang. "Mei kalau tidak salah di Rawa Bebek. Kita lihat mana yang prioritas utama,” ujar Ahok.
Ahok mengaku normalisasi sungai ini penting dalam rangka mengantisipasi La Nina. "Jadi kita lihat saja, April kan masih hujan gede. Jadi ini model hujan gede masih terus berlangsung sampai Februari tahun depan," ujar Ahok.
Sejumlah wilayah di DKI Jakarta tergenang banjir hari ini. Wilayah yang dilewati Kali Krukut, seperti Kemang dan Petogogan, tergenang akibat luapan sungai tersebut.
Banjir ini menyusul hujan lebat sejak dinihari dan pasang laut yang mencapai puncaknya pada pukul 20.00 WIB. Untuk mengantisipasi, pemerintah Provinsi DKI akan membangun tanggul setinggi 3,8 meter yang merupakan bagian dari proyek tanggul DKI.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI