TEMPO.CO, Tangerang - Polisi menetapkan tiga tersangka pembunuh Eno Parihah, karyawan pabrik plastik di Kosambi, Kabupaten Tangerang. Tiga tersangka itu adalah RA, 15 tahun, R (20), dan IH (24). RA adalah pelajar sekolah menengah pertama.
"Ketiganya telah mengakui peran masing-masing dalam rekonstruksi yang dilakukan tadi malam," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metro Tangerang Ajun Komisaris Besar Sutarmo kepada Tempo, Senin, 16 Mei 2016.
Ketiga tersangka dianggap berkomplot untuk memperkosa dan menganiaya Eno secara sadis. Untuk memastikan peranan masing-masing tersangka, polisi telah menggelar prarekonstruksi di lokasi kejadian, yaitu mes PT Polita, pada Ahad malam lalu. Berdasarkan prarekonstruksi tersebut, terlihat ada kejanggalan yang masih menyelimuti kematian gadis asal Serang, Banten, tersebut.
RA mengaku sudah sebulan menjadi pacar Eno. Teman-teman Eno menyangsikan keterangan itu lantaran usia RA yang jauh lebih muda daripada korban, apalagi selama ini Eno dikenal dingin terhadap laki-laki. "Korban dikenal tertutup dan pendiam. Teman kerjanya dan keluarganya tidak tahu korban punya pacar," ucap Kepala Kepolisian Sektor Teluk Naga Ajun Komisaris Supriyanto.
Sebelum dibunuh, kata Sutarmo, ketiga tersangka memperkosa wanita 29 tahun itu secara bergantian. "Ditemukan banyak sperma di kamar korban," tuturnya.
Korban dibekap dengan bantal hingga lemas. Setelah memperkosa wanita tersebut, tersangka mengambil cangkul dan memasukkan gagangnya ke kemaluan korban, kemudian menendangnya hingga menancap ke dalam. "Saat itu korban masih hidup," ujar Sutarmo.
Pembunuhan sadis disertai kekerasan ini berawal saat RA, yang merupakan pacar korban, main ke mes karyawan tempat Eno tinggal, Kamis malam, 12 Mei 2016, sekitar pukul 23.30.
Di dalam kamar, keduanya sempat bercumbu. Namun Eno menolak ketika RA mengajaknya berhubungan intim. Karena menolak, lelaki yang baru dikenal Eno satu bulan itu marah dan keluar kamar.
Di luar kamar, RA bertemu dengan R dan IH. "Dua orang itu langsung mengajak RA masuk kamar korban," ucap Sutarmo.
Begitu ketiganya masuk, pria yang berinisial IH langsung mendekap wajah korban menggunakan bantal dan menyuruh rekannya mencari pisau di dapur.
Karena di dapur tidak ada pisau, RA keluar kamar dengan maksud mencari benda lain, selain pisau. Namun dia hanya menemukan cangkul yang terletak tidak jauh dari kamar korban.
JONIANSYAH HARDJONO