TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menyiapkan dana Rp 23,6 miliar yang berasal dari anggaran daerah dan bantuan Provinsi Jawa Barat untuk membangun jembatan Jatiwaringin di Kecamatan Pondok Gede, yang berbatasan dengan DKI.
Jembatan yang ada dianggap kurang lebar sehingga memicu kemacetan menuju Jakarta.
"Untuk mengurai kemacetan di perbatasan Jakarta dan Bekasi," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Tri Adhianto, Minggu, 31 Juli 2016.
Ia mengatakan titik tersebut merupakan pintu masuk Jakarta dan Bekasi. Arus lalu lintas cukup padat setiap hari. Mayoritas pengguna jalan adalah mereka yang memiliki kepentingan bisnis jasa dan perdagangan di sekitar Pondok Gede serta pekerja di Jakarta. Kepadatan semakin bertambah pada pagi dan sore.
Menurut Tri, saat ini baru ada jembatan selebar 8 meter. Pemerintah Kota Bekasi, kata dia, akan menambah satu jembatan lagi dengan lebar yang sama dan panjang 40-50 meter. "Nanti ada dua jembatan, satu untuk arah ke Jakarta dan satu ke Bekasi," tuturnya.
Menurut dia, saat ini satu jembatan tersebut dipakai dua arah. Akibatnya, sering terjadi kemacetan karena jembatan dengan lebar 8 meter itu tak mampu menampung kendaraan, baik dari Jakarta maupun yang masuk ke Jakarta. "Di titik itu juga akan dipasang ikon Bekasi karena wajah Jawa Barat ada di sana," ucapnya.
Tri mengatakan dana yang dibutuhkan untuk membangun jembatan tersebut sampai selesai mencapai Rp 67 miliar. Sayangnya, dana hibah dari DKI yang digadang-gadang hingga saat ini belum juga turun. Karena itu, pemerintah menggunakan anggaran yang ada dulu, yaitu Rp 10 miliar dari APBD Kota Bekasi dan Rp 13 miliar dari bantuan provinsi. "Sisanya menunggu hibah dari DKI," katanya.
Tri menambahkan, anggaran untuk pembangunan jembatan di atas jalan tol Jakarta-Cikampek tersebut sudah diusulkan ke DKI berikut detail engineering design (DED), bahkan sudah mendapat rekomendasi dari DKI sebagai prioritas untuk segera dibangun. "Karena sama-sama mempunyai dampak baik Kota Bekasi ataupun DKI," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan Tempo, kepadatan arus lalu lintas di titik itu terjadi karena volume kendaraan cukup banyak, sedangkan badan jalan menyempit di jembatan tersebut. Kendaraan yang melintas berasal dari jalur Kalimalang, Jakarta, serta jalan tol Jakarta-Cikampek. Di arah berlawanan, kendaraan juga cukup banyak dari arah Pondok Gede yang akan menuju Kalimalang, Jakarta.
ADI WARSONO