TEMPO.CO, Jakarta - Saksi ahli psikiatri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Natalia, membeberkan catatan kriminal yang pernah dilakukan oleh terdakwa Jessica Kumala Wongso saat berada di Australia. "Jessica pernah mencoba tiga kali bunuh diri dan menabrak panti jompo," ujarnya saat sidang pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Kamis, 18 Agustus 2016.
Natalia mengatakan Jessica mengalami eskalasi emosi sejak awal tahun lalu. Hal ini disebabkan pacar Jessica, Patrick, selingkuh. Akibatnya Jessica kecewa.
Baca:
Psikiatri: Mirna Tewas, Jessica Menyesal Pulang ke Indonesia
Jessica Ikut Perayaan 17 Agustus di Penjara, Lomba Gendong..
Hakim Sidang Jessica: Target MA, 5 Bulan Perkara Harus Putus
Menurut Natalia, Jessica telah melakukan banyak hal untuk Patrick, bahkan memberi segalanya untuk berkorban kepada pacarnya itu. Masalah pada hubungan asmara ini juga mempengaruhi kinerja Jessica saat bekerja. Padahal, sebelumnya Jessica adalah karyawan yang baik.
Keterangan ini didapatkan Natalia dari Kepolisian Australia dan wawancara dengan orang terdekat Jessica di Australia. Menurut dia, pada 28 Januari 2015, Jessica sempat mengancam bunuh diri. Hal itu ia ungkapkan kepada pacarnya.
Sehari kemudian, 29 Januari 2015, Jessica mencoba bunuh diri dengan cara menyayat tangannya dengan pisau. Emosi Jessica terus meningkat, hingga membuatnya menabrak sebuah panti jompo di Australia saat sedang mengemudikan mobil pada 22 Agustus 2015.
Dari catatan kepolisian yang diterima Natalia, Jessica sebelumnya mengkonsumsi alkohol dalam jumlah banyak. Ia kemudian mengemudikan mobil dan menabrak panti jompo. Teman Jessica, Christy, menduga hal itu dilakukan Jessica karena mengalami masalah dengan Patrick.
Pada 26 Oktober 2015, Jessica juga berupaya bunuh diri menggunakan alat pemanggang BBQ. Selang beberapa bulan kemudian, pada 22 November 2015, Jessica kembali mengirim pesan bunuh diri. Jessica merasa kehilangan sosok Patrick dan kehilangan dukungan dari keluarganya.
"Dia menyayat lengannya dengan pisau," kata dia. Upaya bunuh diri ini menyebabkan Jessica harus dilarikan ke rumah sakit. Satu di antara teman Jessica sempat menjenguk dia pada 23 November 2015. "Temannya merasa Jessica tidak pernah menangis dan sedih seperti itu."
Menurutnya, eskalasi emosi yang besar ini membuat Jessica berusaha lari dari permasalahan. Ia kemudian pulang ke Jakarta. Jessica sendiri membantah itu, dan mengatakan bahwa ia sedang berlibur ke Indonesia. Namun teman-teman Jessica mengatakan kepada Natalia bahwa Jessica sedang mengalami masalah besar sejak setahun terakhir.
AVIT HIDAYAT