TEMPO.CO, Jakarta - Polisi masih menyelidiki penyebab tawuran yang kerap berulang di Manggarai. Dugaan sementara, pemicu tawuran adalah adanya persaingan geng atau kelompok yang saling memprovokasi dan memendam dendam lama.
"Sampai saat ini, kami belum tahu (penyebabnya). Yang jelas, ada provokator, terus ada tawuran, kemudian balas dendam," ucap Kepala Kepolisian Sektor Tebet Komisaris Nurdin A. Rahman kepada Tempo pada Selasa, 7 Maret 2017. Dendam itu sudah ada sejak bertahun-tahun lalu dan masih membara sampai saat ini.
Kelompok yang berseteru itu berasal dari Kelurahan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, dan dari Kelurahan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat. Biasanya, mereka saling serang ketika memiliki kesempatan. Begitu jatuh korban, mereka membalas dengan serangan balik. Menurut Nurdin, aksi saling balas itu berulang-ulang dan tak berkesudahan.
Kepolisian dan pemerintah setempat juga telah melakukan segala cara untuk mendamaikan kedua kelompok. Nurdin pernah mengajak kedua kelompok pergi ke Puncak, Bogor, untuk berlibur. Itu dilakukan agar kedua kelompok berdamai dan saling memaafkan.
Baca: Tawuran Manggarai, Polisi Periksa Lima Saksi
Namun yang terjadi justru sebaliknya. Liburan di Puncak selama dua hari sia-sia begitu ada bentrokan lagi di Manggarai. Biasanya, Pintu Air Manggarai atau kolong jembatan Manggarai dijadikan arena tawuran.
Terakhir, Nurdin dan pemerintah mengajak kedua kelompok bertemu pada Senin malam dan tadi pagi. Tokoh masing-masing kelompok bersepakat akan berdamai dan tidak tawuran lagi. Adapun sampai saat ini ratusan polisi bersiaga di Manggarai untuk mengantisipasi serangan balasan.
Polisi juga tengah menelusuri orang yang diduga menjadi provokator. Kasus ini dipegang Satuan Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya. Polisi belum menetapkan tersangka atas kematian dua orang dalam tawuran yang terjadi Ahad lalu.
AVIT HIDAYAT