TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menggagas pembangunan rumah susun bagi buruh. "Kebutuhan rumah susun untuk buruh cukup mendesak," kata Kepala Dinas Perumahan, Penataan Kawasan, dan Pertanahan, Kabupaten Bekasi Jamaludin, Ahad, 7 Mei 2017.
Buruh di Kabupaten Bekasi saat ini diperkirakan mencapai 800 ribu lebih. Mereka bekerja di sejumlah kawasan industri di wilayah setempat, seperti MM 2100, Delta Mas, Delta Silicon, Hyunday, Ejip, Jababeka, dan lainnya.
Baca:
Warga Rusun Mengeluh, Plt Gubernur DKI Yakini 96...
Ahok Akui Salah Konsep Saat Relokasi Warga ke Rumah Susun
"Kabupaten Bekasi merupakan kawasan industri terbesar, bahkan se-Asia Tenggara," kata Jamal. Namun, sampai saat ini belum ada penyediaan rumah susun bagi buruh di wilayah setempat. Padahal, di daerah lain pemerintah pusat telah melakukan pembangunan seperti di Jawa Tengah, bahkan di Sumatera.
Jamal mengatakan pihaknya akan mengusulkan pembangunan rumah susun kepada pemerintah pusat. Jamal mengatakan akan memanfaatkan tanah fasilitas umum dan sosial di kawasan Lippo Cikarang seluas 16 hektare. Sampai saat ini, lahan itu belum dimanfaatkan.
Baca juga:
Kementerian PUPR Bangun Rusun untuk Mahasiswa...
Gusur Kampung Akuarium Lagi, Ahok: Sudah Dikasih Rusun Kok
"Di sana bisa dibangun rumah susun." Dengan lahan seluas itu, kata dia, bisa dibangun minimal empat tower rumah susun berikut fasilitasnya seperti yang ada di DKI Jakarta. Ia yakin rumah susun itu akan sangat diminati dan cukup membantu buruh.
Ia yakin para buruh akan sangat berminat jika disewakan dengan tarif murah, Rp 200 ribu, misalnya. Sedangkan, harga sewa rumah kontrakan petak di masyarakat saat ini sudah mencapai minimal Rp 500 ribu. Biaya sewa itu bisa digunakan lagi untuk operasional rumah susun itu.
Simak:
Ahok Tolak Tim Transisi, Gerindra: Kok Masih Ada Rasa Kecewa
Penganiaya Pembantu di Depok Jadi Tersangka
Jamal mengatakan pihaknya akan melakukan kajian sebelum mengusulkannya kepada pemerintah pusat. Soal rumah susun sewa atau dijual, Pemerintah Kabupaten Bekasi menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah pusat. "Kalau milik otomatis buruh yang beli, tapi kalau sewa kami siap mengelola."
Jamal menyebutkan pembangunan rumah susun mampu mengurangi kemacetan di wilayah setempat pada jam kerja. Sebab, saat ini para buruh itu tinggal di berbagai wilayah, kebanyakan mengontrak rumah petak. "Kalau ada rumah susun, berangkat cukup dari satu titik, memudahkan perusahaan mengoperasikan kendaraan jemputan," kata Jamal.
Belum adanya rumah susun, kata dia, rumah kontrakan di wilayah setempat semakin menjamur. Bahkan, ada rumah kontrakan yang dijuluki kontrakan seribu pintu di kawasan Jababeka, Cikarang, karena saking banyaknya rumah petak yang disewakan kepada buruh yang bekerja di kawasan Jababeka. "Karena bisnis sewa rumah kontrakan sangat menjanjikan."
ADI WARSONO