TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menduga ada gangguan psikologis terhadap prilaku Daseng Rustana, 33 tahun, yang meninggalkan tas miliknya di depan ITC Depok. Karena ulahnya itu, tim Penjinak Bom Brigade Mobil Kelapa Dua diterjunkan dan menutup Jalan Margonda, setelah tas yang ditinggalkannya diduga berisi bom.
"Pelaku diduga linglung. Sebab, setelah menaruh tasnya, pelaku pulang berjalan kaki lebih dari 15 kilometer ke rumah bapak tirinya di Parung, dari Terminal Depok," kata Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Kota Depok Ajun Komisaris Rahmaningtyas. "Padahal, pelaku membawa uang di dompetnya."
Daseng meninggalkan tasnya karena ingin membeli minuman. Namun, dia mengaku lupa meletakkan tas yang dibawanya. Bahkan, setelah meninggalkan tasnya, pelaku melepas sandalnya dan pulang berjalan kaki.
Baca juga: Ransel di Depan ITC Depok Ternyata Berisi Pakaian Bekas
Berdasarkan keterangan saksi yang melihat, tingkah Daseng sangat mencurigakan. Sebab, Daseng sempat keluar dari ITC Depok dan menyetop angkot, lalu turun kembali. Bahkan, sebelum turun dia menyalami semua penumpang angkot.
"Setelah turun, lalu meletakkan tas di trotoar depan ITC, lalu ditinggalkannya," ujar Rahmaningtyas.
Polisi masih terus menggali keterangan terhadap Daseng. Soalnya, sejauh ini keterangan pelaku masih berubah-ubah. "Kadang bilang dia sendiri. Kadang ditemani oleh seseorang."
Sejak Sabtu kemarin, Daseng pergi bersilaturahmi ke rumah bapak tirinya Idang Suparman. Namun, pada Senin pagi, pelaku memutuskan untuk kembali ke Bandung, tempat kerjanya. "Dia kerja menjaga toko," katanya.
Baca juga: Polisi: Keterangan Pemilik Tas di Depan ITC Depok Berubah-ubah
Menurut dia, Daseng mengalami gangguan psikologis karena prilakunya yang tidak wajar. Apalagi, selama Lebaran dia merasa sendirian karena tidak bisa libur kerja dan tidak ada keluarga.
Ditambah, sejak usia lima tahun, dia ditinggal pergi bapaknya. "Ibunya menikah lagi delapan tahun lalu. Daseng dari keluarga broken home," kata Rahmaningtyas.
IMAM HAMDI