TEMPO.CO, Depok - Penyidik Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Kota Depok membawa Daseng Rustana ke Rumah Sakit Kramatjati untuk menjalani pemeriksaan psikologi. Pemeriksaan ini dilakukan guna memastikan kondisi kejiwaan pria berusia 33 tahun tersebut.
"Mulai hari ini dia dirawat inap untuk pemeriksaan kejiwaan," kata Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Kota Depok Ajun Komisaris Rahmaningtyas, Rabu, 5 Juli 2017. "Minimal tiga hari menjalani pemeriksaan di rumah sakit."
Baca: Kenapa Tas Ransel di Depan ITC Depok Dicurigai Bom?
Daseng sebelumnya membuat heboh dengan meninggalkan tas ransel di depan ITC Depok. Masyarakat menduga tas itu berisi bom. Polisi mengerahkan tim penjinak bom untuk memeriksa ransel yang ternyata berisi pakaian itu. Selama pemeriksaan, Jalan Margonda ditutup lebih dari dua jam.
Menurut Rahmaningtyas, Daseng selalu memberikan keterangan berbeda saat diperiksa polisi. Polisi menemukan indikasi pria asal Cimahi, Jawa Barat, itu mengalami gangguan psikologis. "Daseng seperti orang yang kurang perhatian," ucapnya.
Idang Suparman, bapak tiri Daseng, juga melihat kejanggalan pada perilaku anak tirinya. Pada Senin lalu, sekitar pukul 08.00 pagi, Daseng pamit untuk ke Bandung. Sebelum ke luar rumah, dia memandangi hiasan berupa tulisan kaligrafi yang tergantung di dinding. Seketika itu mulutnya komat-kamit sambil menggoyangkan badan.
Baca: Ada Tas Ransel Diduga Berisi Bom, Jalan Margonda Depok Ditutup
"Mata Daseng memandang kaligrafi terus lalu mengucap Allah-Muhammad berulang-ulang,” kata Idang di Markas Kepolisian Resor Kota Depok. Idang menganggap tingkah Daseng itu tidak wajar. Sebab, selama ini sikap Daseng tidak pernah seperti itu.
Karena itu, Idang kaget saat melihat Daseng kembali ke Parung sekitar pukul 14.00. Wajahnya memerah dan terlihat kelelahan. Dua tas yang dibawa saat berangkat tidak ada lagi. "Saat ditanya, linglung. Katanya pulang jalan kaki dan tasnya ditinggal," kata Idang.
IMAM HAMDI