TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Metro Jaya yang baru, Inspektur Jenderal Idham Azis, dikenal sebagai polisi yang berhasil meringkus gembong teroris asal Malaysia, Dr Azahari pada 2005.
Sejumlah jabatan strategis di Polri dirombak oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian lewat telegram rahasia bernomor ST/1768/VII/2017 tertanggal 20 Juli 2017. Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochammad Iriawan termasuk yang digeser posisinya menjadi Asisten Operasi Mabes Polri.
Baca Juga: PM Australia Gembira Azahari Tewas
Posisi Iriawan digantikan oleh Inspektur Jenderal Idham Azis yang sebelumnya menjabat Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri. "Mutasi biasa. Tour of duty dan tour of area," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, saat dikonfirmasi, Kamis, 20 Juli 2017.
Sosok Idham Azis bukan sosok baru di Polda Metro Jaya. Pada 2009, ia menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya selama hampir satu tahun. Ia sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Jakarta Barat pada periode 2008 hingga 2009.
Idham Azis juga dikenal kerap berkiprah dalam penangkapan teroris lewat berbagai jabatannya di Detasemen Khusus 88 Anti Teror. Pada 2005, ia menjabat Kepala Unit Riksa Subden Investigasi di Densus, dan ikut melumpuhkan buronan teroris Dr. Azahari di Batu, Malang.
Pada 2010, ia juga dipercaya menjabat Wakadensus 88 Anti Teror. Ia pun sempat menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah pada 2014.
Baca juga: Dr. Azahari Tiga Kali Ditilang Polisi
Idham lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara pada 30 Januari 1963. Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988, atau satu angkatan di bawah Tito Karnavian. Sebelum ditunjuk menjadi Kapolda Metro Jaya ia menjabat Kadiv Propam Mabes Polri, yang sebelumnya juga dijabat oleh Mochammad Iriawan.
Dr Azahari dan Noordin M Top merupakan gembong terorisme di Indonesia.
EGI ADYATAMA