TEMPO.CO, Jakarta - Kasubdit III Narkoba Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Bambang Yudhantara mengatakan, para pelaku penyelundupan satu ton sabu asal Cina di Anyer sempat curiga pergerakannya telah dimata-matai. "Mereka sempat pergi jalan-jalan ke Malaysia karena curiga diikuti dan diintai kegiatannya," kata Bambang di Bandara Soekarno Hatta, Kamis, 3 Agustus 2017.
Bambang menuturkan, para pelaku datang ke Jakarta dalam waktu terpisah. Dua pelaku datang pada 4 Juni 2017. Dua hari kemudian empat orang datang di siang hari dan satu datang di malam hari.
Mereka dijemput oleh dua WNI yang berperan sebagai sopir dan penerjemah. Meski membantu komplotan ini, Bambang memastikan dua WNI tersebut tidak terlibat dalam jaringan penyelundupan ini.
Baca juga: Membongkar 300 Kg Sabu dari Gudang Pluit
"Sejauh ini keterlibatannya belum ada. Hanya dimanfaatkan sebagai fasilitator. Mereka mengaku mau bisnis tambak ikan," katanya.
Dari bandara para pelaku menetap di salah satu rumah di Cengkareng, Jakarta Barat selama dua minggu. Namun sesekali mereka juga tinggal di hotel di kawasan Jakarta Barat.
Kemudian mereka memutuskan untuk pergi ke Malaysia selama dua hari untuk mengecoh karena merasa gerak-geriknya diikuti. "Pulang dari Malaysia mereka tinggal di hotel kawasan Taman Sari selama sebulan," ujar Bambang.
Hari ini, Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi penyelundupan sabu satu ton melalui Anyer, Banten. Ada lima lokasi yang akan dilakukan rekonstruksi.
Baca juga: Ini yang Dilakukan Sri Mulyani di Lokasi Penggerebekan Sabu
Rekonstruksi ini diawali dengan reka ulang kedatangan ketujuh pelaku ke Indonesia melalui Bandara Soekarno Hatta melalui terminal 2D. Kemudian dilanjutkan di sebuah rumah di perumahan Duta Garden, Cengkareng, Jakarta Barat dan dua hotel di wilayah Jakarta Barat, terakhir rekonstruksi juga akan dilakukan ditempat penyewaan mobil di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Total ada 26 adegan. Rekonstruksi di Anyer nanti akan disiapkan waktunya, mungkin pekan depan," katanya.
INGE KLARA SAFITRI