TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Abdul Malik Azis menuduh Indria Kameswari, pegawai Badan Narkotika Nasional yang tewas dibunuh suaminya, pernah mengancam dengan senjata api atau pistol.
“Setahu saya, saudari Indria pernah mengancam kami dengan senpi karena kami mau melaporkannya karena tindak pidana yang sering dia lakukan," kata Moch. Tawakal, kakak Abdul Malik Azis alias Mochamad Akbar.
Baca juga: Kenapa Polisi Menilai Pembunuh Indria Kameswari Tak Kooperatif?
Pernyataan Tawakal disampaikan kepada wartawan di rumahnya di Kelurahan Warakas, Jakarta Utara, Rabu, 6 September 2017.
Tawakal tidak pernah melihat langsung Indria memegang senjata api. Namun dia pernah menyaksikan Indria memasukkan tangannya ke dalam tas, lalu berkata, "Saya ini punya senjata, jangan main-main dengan saya. Berani sama saya, saya tembak," ujarnya menirukan ancaman Indria.
Dia menjelaskan, Indria marah karena keluarga pernah menyarankan Abdul Malik menceraikannya. Indria ditemukan tewas dengan luka tembak di rumahnya di Perumahan River Valley Bogor pada Jumat pagi, 1 September 2017. Polisi menangkap Abdul yang melarikan diri ke Batam.
Pengakuan serupa disampaikan Muhammad Amin, mantan supir pribadi keluarga Abdul dan Indria. Amin mengaku pernah diancam dengan pistol karena pernah menabrakkan mobil ke trotoar.
“Ngeluarin dari tas. Bentuknya kayak senjata. Saya cuma liat gagangnya," ucapnya.
“Kalau bawa mobil hati-hati, nanti saya lubangi kaki kamu," tuturnya menirukan perkataan Indria.
Indria dan suaminya pernah tinggal satu tahun di rumah orang tua Abdul di Jakarta. Selama itu, keluarga sering melihat Indria menganiaya suaminya, seperti memukul dengan tangan dan kayu.
Tawakal menjelaskan, adiknya pernah ke dokter Rumah Sakit Pertamedika Sentul City untuk melakukan visum setelah dianiaya istrinya.
Simak juga: Cerita di Balik Rekaman Cekcok Indria Kameswari Vs Pembunuhnya
Keterangan hasil visum pada 23 Februari 2017 menyebutkan pandangan Abdul kabur secara tiba-tiba akibat menerima pukulan tangan.
Tawakal menambahkan, adik iparnya itu pernah menggadaikan rumah keluarga Abdul dengan memalsukan tanda tangan semua anggota keluarga. Alasannya, Indria ingin memiliki rumah mewah dan mobil. "Tujuannya ingin punya rumah mewah dan mobil," katanya.
M. YUSUF MANURUNG