TEMPO.CO, Garut - Hotel Cipaganti di Jalan Cipanas, Garut, mendadak kembali ramai. Akhir Oktober 2014, hotel ini sempat ramai karena penemuan mayat perempuan tanpa identitas. Kamis ini hotel tersebut kembali hiruk-pikuk karena polisi akhirnya tersangka pembunuh.
Mayat perempuan tanpa identitas itu kini diketahui sebagai Hayriantira, 37 tahun, karyawati perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata. Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Garut Ajun Komisaris Besar Arif Rachman mengatakan dia merasa kesulitan mengungkap identitas mayat itu.
"Karena petunjuknya sedikit sekali," kata Arif di lokasi rekonstruksi Hotel Cipaganti, Kamis, 6 Agustus 2015. Dia mengatakan, saat ditemukan polisi hanya menemukan sebuah pakaian dan celana dalam. "Sama sekali tak ada identitas." (Baca juga: Asisten Bos XL Dibunuh: Andi Bawa Mobil Rian ke Kantor )
Mayat itu sendiri ditemukan pada 31 Oktober 2014 oleh seorang pegawai yang curiga terhadap kamar nomor lima. Penghuninya seharusnya sudah keluar kamar karena telah melampaui waktu check out. Selain itu, tercium bau tak sedap dari dalam kamar.
Ternyata setelah dibuka, ada sesosok mayat di bak kamar mandi. Penemuan tersebut dilaporkan ke polisi lalu kami selidiki. Mayat tersebut dibawa ke Rumah Sakit Sartika Indah, Bandung, untuk diotopsi. Sementara itu, polisi memeriksa TKP.
Di lokasi kejadian perkara tidak menemukan barang lain selain pakaian dan celana dalam korban. Polisi kemudian memeriksa rekaman kamera CCTV yang menghadap ke kamar nomor lima. "Ada sebuah mobil yang mirip dengan milik korban," kata Arif. (Baca: Asisten Bos XL Dibunuh: Doa Si Anak Usai Salat untuk Rian)
Namun, polisi pun kesulitan menelusuri nomor polisi mobil itu. "Itu pelat palsu." Penyelidikan polisi kembali buntu. Ditambah lagi, saat memeriksa daftar tamu, pendaftar menulis sebagai Gerry. "Itu identitas palsu. Tercatat masuk kamar pada 30 Oktober 2014 pukul 13.00 WIB," ujarnya.
Sesuai arahan pihak rumah sakit, mayat tanpa identitas itu dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Cibunar, Kota Garut, Jawa Barat. "Kami makamkan dua hari setelah penemuan," ujar Arif. Belakangan terungkap Rian dibunuh Andi Wahyudi, rekan dekatnya.
Dari hasil otopsi, diketahui mayat itu kehabisan napas karena ada hambatan di dalam kerongkongan. Diduga korban dihabisi dengan dibekap oleh bantal hingga tewas. Lalu mayatnya dimasukkan ke bak mandi yang berisi air panas.
Polisi berencana membongkar makam Rian, Jumat atau Sabtu pekan ini. "Tapi kami bongkar bukan buat otopsi lagi. Ini permintaan keluarga," kata Arif. Ibu korban, Rukmilah, yang ditemui di tempat yang sama mengatakan, dia ingin anaknya dimakamkan di tempat yang layak. "Kami ingin makamkan di Brebes," kata dia.
Alasan agar Rian dimakamkan di Brebes agar keluarga bisa berziarah ke sana. "Kalau anak-anaknya mau lihat makam ibunya pun tahu," ujarnya. Setelah mengetahui anaknya dibunuh oleh teman sendiri, Rukmilah kaget. "Saya harap dia dihukum seberatnya. Dia kenal keluarga kami sudah lama," ujarnya.
Berita menarik lain:
Derita Pasien BPJS yang Menunggak Biaya Lahir Rp 160 Juta
NINIS CHAIRUNNISA