TEMPO.CO, Jakarta - Pengendara Go-Jek yang dipukul oleh pengendara mobil bernama Andrew Imanuel di Grogol mengaku tak berharap uang damai. Ia hanya berharap pelaku mau bertanggung jawab atas biaya pengobatan hingga tuntas.
"Kalau pas lepas jahitan dia nggak nongol ya kasus ini saya teruskan perkaranya, kan udah ada hitam di atas putih," kata Firman Fajariyanto, pengemudi Go-Jek, saat dihubungi Tempo, Jumat, 14 Agustus 2015.
Baca ini:
Jokowi Dianggap Terlalu Ambisius, Kenapa?
Insiden pemukulan itu terjadi pada Kamis, 15 Agustus 2015, sekitar pukul 22.30. Firman menuturkan saat berada di Kepolisian Sektor Tanjung Duren Jakarta Barat, Andrew terkesan meremehkan dia. "Dia pulang tanpa pamitan atau minta maaf ke saya," kata Firman.
Saat itu, Firman sedang membawa penumpang seorang perempuan dari Menara Imperium menuju Daan Mogot. "Pas di lampu merah, motor-motor lewat di celah jeep, saya ikut. Tapi pas saya lewat dia langsung ngegas nutup jalan," kata Firman.
Firman lalu memandang tajam ke arah pengemudi. "Dia langsung bilang, 'apa lo'. Saya nggak balas cuma angkat jari ke jidat saya," kata dia. Saat lampu berubah hijau, kata dia, tiba-tiba pengendara itu menginjak gas kencang-kencang dan menabrakkan kendaraannya ke sepeda motor Firman sehingga mengenai paha penumpangnya.
Firman lalu mengejar mobil dan menepikan kendaraannya di dekat Rumah Sakit Royal Taruma, Jakarta Barat. Andrew justru memaki-maki Firman dan menusuk kepalanya dengan kunci mobil sehingga terluka. Firman langsung diobati di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Royal Taruma.
Sementara itu, Andrew yang berniat melarikan diri dihadang oleh warga. Kebetulan di situ ada teman-teman Firman sesama sopir ojek yang melihat kejadian. Andrew kemudian dibawa ke Polsek Tanjung Duren untuk diminta keterangan. Menurut Kepala Unit Reskrim Polsek Tanjung Duren, Ajun Komisaris Antonius, peristiwa ini hanya saling serempet biasa. "Semalam jadi ramai karena Go-Jek lagi ramai," katanya.
DINI PRAMITA