TEMPO.CO , Depok: Dinas Kesehatakan Kota Depok menemukan 13 jenis sampel makanan mengandung bakteri ecoly dan Siklamat berlebihan dari 33 Sekolah Dasar. Kepala Seksi Pengawas Obat dan Makanan Dinkes Sih Mahayanti mengatakan telah menguji sebanyak 231 sampel jajanan makanan di SD.
Dari uji sampel makanan yang diambil ada 10 sampel makanan mengandung ecoly dan tiga makanan mengandung pemanis buatan yang berlebihan. "Harus lebih hati-hati dalam membeli jajanan sekolah," kata Mahayanti, Selasa 6 Oktober 2015.
Mahayanti mengatakan uji jajanan SD ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Dinkes setiap tahun. Tahun ini uji jajanan SD dilakukan pada 4-21 Mei kemarin. Adapun parameter yang diuji dalam makanan tersebut adalah kandungan zat berbahaya, seperti borak, formalin, siklamat, metanil kuning, rodamin B, bakteri air, dan bakteri makanan, dalam jajanan sekolah. "Pilih makanan jangan yang warnanya terlalu mencolok," ucapnya.
Ia mengatakan setiap tahun selalu menemukan pelaku usaha di sekolah yang mencampurkan zat berbahaya, dari mulai pengawet hingga zat pewarna yang seharusnya digunakan untuk tekstil. Untuk itu, setiap siswa juga perlu mewaspadai minuman yang manisnya terlalu manis sampai terasa agak pahit dan makanan yang penyajiannya terbuka.
Sejauh ini pihaknya tidak bisa memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang mencampur zat berbahaya ke jajanan sekolah. "Kami hanya bisa menegur dan melakukan pembinaan saja ke para pedagang," ucapnya.
Kedepan, kata Mahayanti, setiap sekolah juga mesti membentuk tim pengawas untuk mengawasi peredaran makanan yang mengandung zat berbahaya. Soalnya, bila mengkonsumsi zat berbahaya seperti pemanis buatan secara berlebihan bisa menyebabkan pusing, obesitas, nyeri perut, dan diabetes. Bahkan bisa menyebabkan depresi dan kanker pankreas.
"Setiap sekolah harus mencegah dengan melakukan pengawasan sendiri. Sebab, berbahaya bila terus mengkonsumsi jajanan yang mengandung zat berbahaya," ucapnya.
IMAM_HAMDI