Kasus WNI Terjebak di Myanmar, Kemenlu Sebut Terima 44 Aduan

Kamis, 15 Agustus 2024 22:31 WIB

Yohana, sepupu korban WNI dugaan TPPO di Myanmar. (TEMPO/Muhammad Iqbal)

TEMPO.CO, Tangerang - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengatakan ada 44 Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di wilayah konflik Myanmar. Jumlah itu diketahui berdasarkan aduan yang mereka terima saat ini.

Kasubdit Kawasan Asia Tenggara Direktorat Perlindungan WNI (PWNI) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rina Komaria mengatakan, banyak warga asing dari berbagai negara yang terjebak dalam situasi ini di Myanmar.

"Termasuk kan ada warga asing juga yang di sana yah, jadi kita juga berkomunikasi dengan kedutaan asing untuk mencari cara terbaik siapa tahu ada yang memiliki jaringan yang bisa menjangkau ke sana," ujarnya pada Tempo, Kamis 15 Agustus 2024.

Namun, kata dia, hingga saat ini Kemenlu belum dapat menjangkau wilayah yang menjadi lokasi penyekapan WNI tersebut. "Kita juga sudah secara bilateral bertemu dengan negara yang terkait dengan persoalan ini. Kita bertemu dengan Thailand, Kamboja dan RRT itu merupakan salah satu upaya kita juga untuk bisa membebaskan teman-teman yang ada di sana," ujarnya.

Kasus penyekapan hingga dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) mencuat setelah Suhendri Arsyiansah, warga Jakarta Selatan menjadi korban penyekapan oleh kelompok bersenjata di Myanmar.

Penyekapan ini terjadi sejak 15 Juli 2024. Awalnya, Hendri bertolak dari Indonesia menuju Bangkok pada 11 Juli, karena diajak oleh rekannya Risky, yang merupakan warga Kota Tangerang Selatan.

Advertising
Advertising

Setelah empat hari bersama Risky di Bangkok, Hendri dibawa menggunakan kendaraan menuju Myanmar. Pada saat ini Risky telah kembali ke Indonesia.

Suhendri Arsiansyah, 27 tahun, diduga menjadi korban TPPO di Myanmar. Keluarganya dimintai uang tebusan Rp 500 juta. Foto: Istimewa

Kasus penyekapan atau penahanan WNI di Myanmar rupanya bukan baru pertama kali terjadi. Selain Hendri terdapat sebanyak 43 WNI lain yang saat ini terjebak di sana.

"Karena kalau dari data aduan ada 44 kasus yang kita tangani dan bukan hanya Suhendri saja tapi untuk WNI yang ada di sana. Mereka ada di wilayah konflik Myawaddi itu yang memang menjadi lokasi yang ditengarai ada orang Indonesianya," ujarnya.

Rina mengatakan, pemerintah tidak berdiam diri saja dalam kasus penculikan WNI dan TPPO di Myanmar ini. "Kita jelas terus berupaya agar persoalan ini segera tuntas. Pola meminta tebusan memang pola yang sering digunakan perusahaan ini untuk bisa membayar tebusan," ujarnya.

Pilihan Editor: KPK Sebut Tak Mengenal Isu Blok Medan yang Menyeret Bobby Nasution

Berita terkait

Erick Thohir Ungkap Alasan Sumpah WNI Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Dilakukan di Belanda

5 jam lalu

Erick Thohir Ungkap Alasan Sumpah WNI Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Dilakukan di Belanda

Ketua Umum PSSI Erick Thohir memastikan pengambilan sumpah WNI Mees Hilgers dan Eliano Reijnders tidak menyalahi aturan pemerintah maupun FIFA.

Baca Selengkapnya

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

10 jam lalu

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap 3 Tersangka Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Tangsel

1 hari lalu

Polisi Tangkap 3 Tersangka Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Tangsel

Polisi menangkap tiga tersangka kekerasan seksual terhadap anak di Tangsel. Pelaku ada yang driver ojol hingga orang tua sambung.

Baca Selengkapnya

Modus TPPO ke Kamboja, Korban Diiming-imingi Kerja di Perusahaan atau Restoran dengan Gaji Besar

1 hari lalu

Modus TPPO ke Kamboja, Korban Diiming-imingi Kerja di Perusahaan atau Restoran dengan Gaji Besar

Para calon pekerja migran ilegal itu mengaku mendapatkan tawaran pekerjaan di Kamboja sebagai karyawan perusahaan dan pramusaji.

Baca Selengkapnya

Geng PRT Indonesia Berkelahi di Singapura, Izin Kerja Dicabut dan Didenda Rp 11 Juta

1 hari lalu

Geng PRT Indonesia Berkelahi di Singapura, Izin Kerja Dicabut dan Didenda Rp 11 Juta

Dua geng pembantu rumah tangga asal Indonesia saling pukul di Singapura. Mereka didenda dan izin kerja dicabut.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

2 hari lalu

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

Imigrasi Soekarno Hatta melakukan pengetatan untuk cegah pekerja migran ilegal ke 3 negara tujuan itu karena marak kasus judi online.

Baca Selengkapnya

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

2 hari lalu

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

Topan Yagi yang berupa hujan lebat telah mengoyak sejumlah provinsi di wilayah tengah Myanmar.

Baca Selengkapnya

KJRI Shanghai Pastikan WNI Selamat dari Topan Bebinca

2 hari lalu

KJRI Shanghai Pastikan WNI Selamat dari Topan Bebinca

WNI selamat dari amukan Topan Bebinca yang menyapu Shanghai. Ada 975 WNI yang menetap di Kota Shanghai, Provinsi Zhejiang, Jiangsu, dan Jiangxi

Baca Selengkapnya

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

3 hari lalu

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

Kementerian Luar Negeri mengungkap akar masalah WNI mau bekerja menjadi online scammer di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

3 hari lalu

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.

Baca Selengkapnya