Komnas HAM Sebut Kepolisian Aktor Paling Sering Muncul di Kasus Dugaan Pelanggaran HAM

Kamis, 19 September 2024 20:48 WIB

Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM Anis Hidayah memaparkan catatan penegakan hak asasi manusia (HAM) sepanjang 2023 di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis 25 Januari 2024. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin.

TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Anis Hidayah menyoroti kekerasan yang dilakukan oleh aparat hukum selama aksi Peringatan Darurat Kawal Putusan MK pada akhir Agustus lalu. Ia menyebut pihak kepolisian sebagai aktor yang sering muncul di kasus pelanggaran HAM.

Ia mengungkapkan, Komnas HAM telah mengevaluasi laporan pelanggaran HAM pada semester pertama 2024. Dari 1.227 aduan yang diproses Komnas HAM, sebanyak 350 laporan melibatkan aparat kepolisian.

Kepolisian ini merupakan aktor yang memang selama ini paling sering, paling banyak diduga sebagai pelaku pelanggaran Hak Asasi Manusia,” kata Anis dalam sebuah diskusi publik yang digelar di Gedung YLBHI, Jakarta Pusat pada Kamis, 19 September 2024.

Anis pun menyoroti upaya represif dalam bentuk tindak kekerasan yang dilakukan aparat saat aksi Demonstrasi Kawal Putusan MK pada 22 Agustus 2024 lalu. “Komnas HAM menyesalkan budaya aparat kita yang masih terus menggunakan kekerasan dalam mengawal aksi-aksi penyampaian pendapat di muka umum yang disampaikan masyarakat,” ujarnya.

Anis menuturkan, aparat penegak hukum terikat pada aturan HAM dan memiliki kewajiban konstitusional untuk melakukan upaya penghormatan terhadap pemenuhan HAM masyarakat umum.

Advertising
Advertising

“Kekerasan yang dilakukan oleh aparat harus dilakukan upaya penegakan hukum bagi mereka yang terbukti melakukan kekerasan sehingga tidak terjadi impunitas,” katanya.

Penegakan ini, lanjut Anis, dibutuhkan untuk memastikan kejadian serupa tak terulang lagi.

Sebelumnya, Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) telah menghimpun dokumentasi dan membuat laporan awal bentuk kekerasan yang dilakukan aparat penegak hukum selama aksi Peringatan Darurat Kawal Putusan MK.

Menurut catatan TAUD, ada 254 korban kekerasan aparat yang mengalami luka-luka saat mengikuti aksi demonstrasi tersebut. Mereka mengalami luka lebam, hingga luka serius seperti kepala robek dan bola mata yang harus diangkat.

Sementara itu, Polda Metro Jaya mengklaim pengamanan dalam sejumlah unjuk rasa yang terjadi pada pertengahan dan akhir Agustus, termasuk saat aksi Peringatan Darurat Kawal Putusan MK di DPR, dilakukan sesuai prosedur standar operasional (SOP).

"Polda Metro Jaya melakukan pengamanan aksi dengan sesuai SOP," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2024.

Ade menyatakan polisi tetap menunjukkan sisi humanisnya saat menjalankan tugasnya, seperti menyapa, memberi makan, dan memberi minum massa aksi

Perihal adanya sejumlah peserta unjuk rasa yang ditangkap, kata Ade Ary, Polda Metro Jaya dan Polresta jajaran telah memulangkan semuanya, termasuk barang-barang yang juga sempat turut disita Kepolisian. "Terkait adanya massa yang diamankan, massa berikut barang-barangnya sudah dipulangkan ke keluarganya," kata Ade Ary.

Dia menginformasikan dalam pelaksanaan tugas pengamanan tersebut juga ada anggota Kepolisian yang mengalami luka.

Pilihan Editor: Koalisi Masyarakat Sipil Laporkan Polri ke KPK Soal Dugaan Korupsi Pengadaan Gas Air Mata, Ingat Tragedi Kanjuruhan?

Berita terkait

TAUD Sebut Ada 254 Korban Brutalitas Aparat di Demonstrasi Kawal Putusan MK

11 jam lalu

TAUD Sebut Ada 254 Korban Brutalitas Aparat di Demonstrasi Kawal Putusan MK

TAUD menyatakan berhasil mengidentifikasi 254 korban kekerasan fisik yang dilakukan aparat saat demonstrasi Kawal Putusan MK.

Baca Selengkapnya

Berkas Perkara Pencabulan Anak Panti Asuhan oleh Polisi P21, Brigadir Achmal Subakti Dijerat UU Perlindungan Anak

12 jam lalu

Berkas Perkara Pencabulan Anak Panti Asuhan oleh Polisi P21, Brigadir Achmal Subakti Dijerat UU Perlindungan Anak

Anggota Polsek Tanjung Pandang, Brigadir Achmal Subakti, yang menjadi tersangka kasus pencabulan anak panti asuhan segera menjalani persidangan.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Aset Bandar Narkoba Hendra Sabarudin

23 jam lalu

Polisi Buru Aset Bandar Narkoba Hendra Sabarudin

Polisi akan terus mencari aset milik bandar narkoba Hendra Sabarudin, yang mengendalikan bisnis dari dalam lembaga pemasyarakatan.

Baca Selengkapnya

Bandar Narkoba Hendra Sabarudin Menjadi Tersangka TPPU

23 jam lalu

Bandar Narkoba Hendra Sabarudin Menjadi Tersangka TPPU

Polisi menetapkan bandar narkoba Hendra Sabarudin sebagai tersangka tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap 3 Modus TPPU Hendra Sabarudin Jualan Narkoba dalam Lapas

1 hari lalu

Polisi Ungkap 3 Modus TPPU Hendra Sabarudin Jualan Narkoba dalam Lapas

Polisi mengungkap 3 modus tindak pidana pencucian uang (TPPU) Hendra Sabarudin yang menjual narkoba dari dalam Lapas.

Baca Selengkapnya

Semester I 2024, Komnas HAM Soroti Konflik Agraria di IKN dan Kriminalisasi Aktivis HAM Lingkungan

1 hari lalu

Semester I 2024, Komnas HAM Soroti Konflik Agraria di IKN dan Kriminalisasi Aktivis HAM Lingkungan

Komnas HAM mengungkap berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi selama semester I 2024. Dari konflik agraria, kriminalisasi hingga UKT.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Catat Polri Jadi Institusi yang Paling Banyak Diadukan dengan 350 Kasus

1 hari lalu

Komnas HAM Catat Polri Jadi Institusi yang Paling Banyak Diadukan dengan 350 Kasus

Dari total 1.227 kasus yang diterima Komnas HAM, sebanyak 350 di antaranya melibatkan Polri.

Baca Selengkapnya

Hampir Seminggu Kasus Viral, Polres Metro Jakarta Pusat Belum Pasang Police Line di Kantor Brandoville Studios

2 hari lalu

Hampir Seminggu Kasus Viral, Polres Metro Jakarta Pusat Belum Pasang Police Line di Kantor Brandoville Studios

Dia hanya menyampaikan dalam waktu dekat kantor Brandoville Studios akan dipasangi police line.

Baca Selengkapnya

Soal Perlindungan Aktivis Lingkungan, KLHK Akan Koordinasi dengan LPSK, Komnas HAM dan Polisi

2 hari lalu

Soal Perlindungan Aktivis Lingkungan, KLHK Akan Koordinasi dengan LPSK, Komnas HAM dan Polisi

KLHK akan berkoordinasi dengan Komnas HAM, LPSK dan polisi untuk meningkatkan efektivitas perlindungan terhadap aktivis lingkungan.

Baca Selengkapnya

Keluarga Nia Kurnia Sari Ingin Pelaku Segera Ditangkap

2 hari lalu

Keluarga Nia Kurnia Sari Ingin Pelaku Segera Ditangkap

Keluarga Korban Nia Kurnia Sari gadis penjual gorengan yang dibunuh di Padang Pariaman ingin pelaku cepat tertangkap. Sebab pelaku yang berkeliaran juga membuat masyarakat resah.

Baca Selengkapnya