TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi mahasiswa tetap melakukan demonstrasi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, meski waktu penyampaian pendapat sudah melebihi batas yang diberikan kepolisian, yakni hingga pukul 18.00. Setelah melakukan aksi teatrikal, ribuan mahasiswa bertahan di lokasi sambil melantunkan ayat-ayat Al-Quran.
Berdasarkan pengamatan Tempo, aparat kepolisian pun bersiaga membubarkan massa. Polisi beberapa kali mengimbau demonstran bubar, tapi tidak dihiraukan. “Kami ingatkan kembali untuk segera membubarkan diri. Kami sudah memberikan toleransi waktu,” kata Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Komisaris Besar Suyudi Ario Seto dengan pengeras suara Korps Brigade Mobil, Jumat, 20 Oktober 2017.
Dalam orasinya, mahasiswa menyatakan tidak akan meninggalkan tempat sebelum Presiden Joko Widodo datang dan menemui para mahasiswa. Para peserta demonstrasi yang terdiri atas unsur mahasiswa dan buruh itu memenuhi Jalan Medan Merdeka Barat. Mereka mengevaluasi kinerja tiga tahun kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan 11 ribu unit gabungan Kepolisian RI, Tentara Nasional Indonesia, dan Satuan Polisi Pamong Praja dikerahkan untuk mengamankan demo ini. “Elemen buruh dan Badan Eksekutif Mahasiswa mengevaluasi kinerja Jokowi-JK,” ujarnya.
Perwakilan mahasiswa dan buruh yang melakukan demonstrasi bergantian melakukan orasi di atas mobil komando. Tuntutan mereka sama, yakni meminta Presiden Jokowi merespons hal yang mereka suarakan. Mereka juga meminta masuk ke Istana. “Tiga tahun memerintah, rapor Jokowi tetap merah!,” kata seorang orator.
ADAM PRIREZA