TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan rencana keputusan terbarunya mengenai Monumen Nasional (Monas).
Anies mengungkapkannya dalam pidato acara Kirab Kebangsaan yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperingati Hari Pahlawan. Acara kolosal yang melibatkan setidaknya 12 ribu orang pada, Minggu, 26 November 2017, tersebut dimeriahkan para penari, pemusik, penyanyi, pemain silat, marching band, dan penampilan ondel-ondel. Wakil Gubernur Sandiaga Uno juga hadir.
"Ini merupakan tari paling kolosal yang kita lakukan," kata Anies. "Kita mengembalikan Jakarta menjadi kota bernuansa seni, bukan orang datang mencari penghidupan saja.
Berbagai parade ditampilkan dalam acara ini. Mulai penampilan marching band, musik tanjidor, tarian khas Betawi, reog Ponorogo, ondel-ondel berjoget, barongsai, komunitas sepeda dan sepatu roda, silat Betawi, hingga rombongan dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Menurut Anies Baswedan, sesuai dengan visi dan misinya, ia ingin mengembalikan keindahan Ibu Kota RI ini. Ia pun berjanji mengizinkan acara semacam Kirab Kebangsaan agar rutin digelar di Monas.
"Kami akan mengembalikan Monas menjadi alun-alunnya warga Jakarta," ujarnya.
Kirab Kebudayaan 2017, menurut Anies Baswedan, menjadi penanda Monas diizinkan untuk kegiatan publik, termasuk untuk kegiatan kebudayaan, sosial, dan keagamaan, baik pada pagi, siang, maupun malam hari.