TEMPO.CO, Jakarta -Tampuk kepemimpinan DKI Jakarta beralih ke tangan Gubernur Anies Baswedan dan wakilnya Sandiaga Uno (Anies-Sandi), namun pembangunan kampung deret di Tanah Merah, Jakarta Utara masih belum jelas hulu hilirnya. Sebabnya, kebanyakan warga yang tinggal permukiman kumuh itu tidak memiliki sertifikat.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pun mengakui persoalan sertifikat tersebut masih menjadi hambatan pembangunan kampung deret.
Baca Juga:
"Saya sudah turun di beberapa titik, salah satunya di Pulo Raya. Di sana sudah sempat jadi (dibangun), tapi masih terkendala pengurusan sertifikat," kata Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa, 28 November 2017.
Baca : Anies-Sandi Saling Lempar Soal Monas untuk Reuni Alumni 212
Anies-Sandi pernah menjanjikan pembangunan Kampung Deret kepada warga Tanah Merah saat Pilkada DKI lalu yang ditandatangani keduanya dalam sebuah kontrak politik. Warga Tanah Merah berjanji memilih Anies dalam pemilihan gubernur 2017 asal melegalkan tanah-tanah rumah mereka yang berada di lahan sengketa milik PT Pertamina.
Selain itu, warga Tanah Merah meminta Anies agar tak menggusur permukiman kumuh, melainkan mengedepankan penataan layaknya kampung tematik atau kampung deret.
Sandiaga mengatakan, dia akan segera meminta dinas terkait untuk mengurus permasalahan teknis yang berkaitan dengan penertiban sertifikat untuk warga Tanah Merah. Sekarang sedang mencoba menata ulang dan mencari solusi, kata dia.
Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pernah mengatakan memang tidak mudah untuk membangun Kampung Deret di kawasan itu. Sebab, kebanyakan warga yang tinggal permukiman kumuh tidak memiliki sertifikat. Kampung deret tetap menggunakan lahan warga.
Pada prinsipnya, kampung deret seharusnya bertujuan untuk merevitalisasi kawasan kumuh di Jakarta.
Saat berkampanye Pilkada DKI 2012 lalu, Jokowi juga pernah berencana membangun 262 rumah di Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Selain itu, ada 38 titik kampung deret yang akan dibangun di wilayah Ibu Kota. Adapun jumlah rumah yang akan dibangun awalnya mencapai 900. Bagaimana ihwal kampung deret di era Anies-Sandi?