TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi mencatat, sepanjang 2017, terdapat 12 kasus difteri di wilayahnya dan kini penyebarannya mulai mengkhawatirkan. Pasalnya, semua pasien adalah anak-anak.
"Yang terkena mayoritas anak-anak," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezi Sukrawati kepada Tempo, Rabu, 6 Desember 2017, mengenai kasus difteri di wilayahnya.
Baca: Cegah Difteri Meluas, Imunisasi Khusus Bakal Digelar Pekan Depan
Yang terbaru, kata dia, kasus difteri terjadi pada November lalu. Itu pun satu orang yang terjangkit. Pasien kini sudah sembuh setelah mendapatkan pelayanan kesehatan dari pemerintah. "Semua kasus yang terjadi di Kota Bekasi tidak ada yang meninggal dunia," ucap Dezi.
Dezi menambahkan, sejak Maret lalu, pemerintah sudah gencar mensosialisasi tentang ancaman penyakit difteri di wilayahnya. Sosialisasi dilakukan mulai tingkat pos pelayanan terpadu, pusat kesehatan masyarakat, hingga rumah sakit, baik umum milik pemerintah maupun swasta. "Kasus itu bisa dicegah dengan pola hidup masyaraka, serta pemberian vaksin," ujarnya.
Namun, kata Dezi, Dinas Kesehatan mengkhawatirkan mewabahnya penyakit tersebut. Karena itu, Dezi menyambut baik upaya pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, yang akan menggelar vaksinasi khusus mulai Senin, 11 Desember 2017.
Upaya mengerem wabah difteri itu berupa outbreak response immunization (ORI). ORI merupakan imunisasi yang dilakukan tiga kali dengan rumus 016, yakni imunisasi pertama, lalu bulan depan dan enam bulan kemudian diimunisasi kembali.