TEMPO.CO, Jakarta - Badan Narkotika Nasional mengungkap adanya laboratorium pembuatan narkoba jenis sabu dan ektasi cair di Diskotek MG Club International, Jakarta Barat. Narkotika cair itu dalam kemasan air minum 330 mililiter dibanderol Rp 400 ribu.
BNN DKI Jakarta mengungkap strategi membongkat kasus sabu cair di diskotek tersebut, Kepala Bidang Pemberantasan BNN DKI Jakarta Ajun Komisaris Besar Maria Sorlury mengatakan, pengungkapan itu memakan waktu berbilang bulan. "Kami melakukan pengintaian 1,5 sampai 2 bulan," tuturnya kepada Tempo, Ahad malam, 17 Desember 2017.
Baca: Diskotek MG Club Jual Sabu Cair, Apa Efeknya Bagi Tubuh?
Menurut dia, cara BNN mengungkap pabrik narkoba itu dengan menyusupkan petugas ke dalam diskotek. Hanya saja, cara itu tidaklah mudah sebab MG Club yang telah berdiri selama sekitar dua tahun tadi sangat tertutup dan penjagaannya ketat. Belum lagi, narkoba jenis cair hanya diperdagangkan kepada orang tertentu saja, yakni member diskotek.
"Dan menjadi member diskotek MG itu sangat sulit," ucap Maria.
BNN menggerebek Diskotek MG Club International di Jalan Tubagus Angke, Wijaya Kusuma, Jakarta Barat pada Ahad, 17 Desember 2017 mulai sekitar pukul 02.30 WIB dini hari. Selain mengungkap laboratorium pembuatan narkoba, BNN juga menangkap lima orang tersangka, yakni Wastam, 43 tahun, Ferdiansyah (23), Dedi Wahyudi (40), Mislah (45), dan Fadly (40). Sedangkan Rudy, pemilik dan operator laboratorium, masih dalam pengejaran.
Maria menuturkan, persyaratan utama untuk menjadi member adalah profil calon member. "Dilihat dulu itu tampangnya bagaimana, dompetnya bagaimana," kata dia. Pengelola diskotek pun bakal memeriksa rekening tabungan calon member untuk memastikan bahwa mereka memiliki cukup uang untuk dihabiskan di sana.
Calon member juga mesti supel dan pergaulannya luas untuk menarik koneksi mereka supaya bergabung menjadi member Diskotek MG Club International, yang fasilitasnya antara lain bisa menikmati sabu dan ekstasi cair. "Memilih anggota (BNN) yang menyamar ke dalam diskotek itu pun tidak mudah," kata Maria.