TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menganggap enteng laporan Ketua Progres 98 Faizal Assegaf ke Polda Metro Jaya. Menurut Faizal, perilaku kader PKS menyuburkan paham radikalisme.
"Laporan dia benar tidak? Lihat saja laporannya," kata Sohibul di DPP PKS, Kamis, 24 Mei 2018. Sebelumnya, Faizal Assegaf menyampaikan secara rinci pelaporan beberapa elit PKS ke Polda Metro Jaya, Senin 21 Mei 2018.
Pendiri Alumni 212 yang dipecat rekan-rekannya itu melaporkan empat petinggi PKS atas dugaan pencemaran nama baik dan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau UU ITE. "Ini satu rangkaian peristiwa," kata Faizal, Rabu, 23 Mei 2018.
Faizal menceritakan, seabrek laporan ini berawal saat dirinya melihat puisi Anis Matta yang memuji pemimpin teroris Al Qaeda, Osama bin Laden. "Ternyata ini tidak pernah dipersoalkan di partai," kata Faizal.
Lalu beranjak ke kejadian berlanjut dengan terjadinya aksi teror dan kerusuhan, mulai dari Markas Komando Brimob, Depok; teror bom gereja Surabaya, sampai penyerangan Markas Polda Riau.
Saat inilah, Faizal menuding kader-kader PKS aktif mengiring opini masyarakat bahwa rentetan peristiwa itu adalah rekayasa. "Di mana ada kader yang bilang, kenapa napi teroris di Mako Brimob nggak bunuh Ahok ?" kata Faizal. Protes pertama datang dari DPP PKS Jawa Timur.
Selama ini, Faizal dikenal sebagai salah satu pendiri Alumni 212. Tapi belakangan, Faizal dipecat dari Alumni 212 lantaran pernyataannya yang dinilai menyerang Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab.
Tak hanya Fahri Hamzah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun pernah menjadi sasaran cuitan Faizal. Ia meyakini, Anies telah memperalat Rizieq dalam Pilkada DKI 2017.
Pada 9 Maret 2018, Faizal pun pernah terseret masalah hukum. Tim Advokasi DPP Gerindra melaporkan Faizal ke Bareskrim Polri pada Jumat, gara-gara mengomentari seorang Fadli Zon. Saat itu, Fadli Zon sempat menyebut perihal tebang pilih Kepolisian dalam memberantas hoax.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah tidak terlalu mempedulikan langkah Faizal Assegaf. Menurut Fahri, orang seperti Faizal tidak layak lagi untuk ditanggapi karena sudah terlalu banyak melapor dan dilaporkan. "Tapi nampaknya, itulah hidupnya," kata Fahri, Selasa, 22 Mei 2018.