TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta berjanji membangun tempat tinggal sementara (shelter) bagi korban penggusuran Kampung Kunir. Pembangunan shelter ini diperkirakan memakan waktu tujuh pekan dan akan dimulai sebelum Lebaran.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan proses pembangunan akan ditunda selama sepekan Lebaran. "Mulai pengerjaan lagi setelah Lebaran. Kira-kira lima minggu, satu setengah bulan setelahnya (selesai)," kata Saefullah di Kampung Kunir, Selasa, 29 Mei 2018.
Saefullah datang ke Kampung Kunir untuk menghadiri peringatan tiga tahun penggusuran di tempat itu. Dalam peringatan itu, masyarakat menggelar pameran foto dan menonton video saat terjadinya penggusuran.
Permukiman penduduk di Kampung Kunir digusur pada 25 Mei 2015 semasa pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Adapun dasar penggusuran adalah banyaknya rumah tak memiliki izin bangunan dan berdiri di bantaran Sungai Ciliwung.
Gubernur Anies Baswedan dan wakilnya, Sandiaga Uno, berjanji membangun shelter untuk penduduk yang digusur. Total ada 33 kepala keluarga yang masing-masing akan mendapatkan satu unit tempat tinggal di shelter tersebut.
Saefullah mengatakan pemerintah DKI sudah memiliki desain shelter yang dijanjikan. Dari 33 unit yang dibangun, masing-masing memiliki luas 3 x 6 meter persegi. Di tempat itu akan dibangun juga kamar mandi dan tempat cuci untuk umum, serta sebuah musala.
Shelter itu dibangun di lahan kosong, tepat di belakang Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat. "Bagian belakang yang menghadap kecamatan ada satu lantai, yang menghadap ke jalan raya dan kali dibangun dua lantai," kata Saefullah.
Saefullah mengatakan pembangunan shelter menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. "Mereka design and build, kira-kira Rp 2,5 miliar," ujarnya.
Kendati begitu, Saefullah belum bisa memastikan apakah korban penggusuran Kampung Kunir akan tinggal seterusnya di tempat tersebut. "Shelter itu sifatnya sementara, kami lihat di tata ruangnya bisa dipermanenkan atau tidak," katanya.