TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji perihal libur bagi para siswa saat Asian Games 2018. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan keputusan itu bergantung pada hasil evaluasi perluasan wilayah dan waktu sistem ganjil genap.
"Tadi saya sudah dengar dari Pak Anies Baswedan bahwa yang menjadi isu itu bukan anak sekolah. Tapi isunya adalah pengaturan," kata Sandiaga Uno di Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Juli 2018.
Sandiaga menyebutkan beberapa lokasi yang tidak perlu meliburkan para siswa saat Asian Games 2018. Salah satunya sekolah di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Baca: Perluasan Ganjil Genap Dikritik, Sandiaga Uno: Mohon Bersabar
Menurut dia, sekolah di lokasi itu tidak berkaitan dengan Asian Games 2018 sehingga tidak perlu diliburkan. "Misalnya anaknya sekolah di Kramat Jati, itu enggak ada hubungan sama Asian Games, kenapa diliburin?" kata Sandiaga.
Sandiaga Uno berujar, dari hasil evaluasi perluasan sistem ganjil genap, pihaknya akan menentukan daerah mana yang siswanya perlu diliburkan. Hal itu untuk mengurangi macet saat turnamen internasional tersebut berlangsung.
Sebab, Dewan Olimpiade Asia (OCA) mensyaratkan durasi perjalanan atlet maksimal selama 34 menit hingga tiba di lokasi. Namun, jika sistem ganjil genap bisa sesuai dengan syarat durasi perjalanan atlet, kebijakan libur sekolah ada kemungkinan dapat dibatalkan.
Simak juga: Wakil Ketua DPRD DKI Ini Sebut Ganjil Genap Kebijakan Primitif
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) akan memperluas kawasan pembatasan lalu lintas ganjil genap selama Asian Games 2018 berlangsung.
"Kita sudah belajar dari 25 menit 17 detik. Kita harapkan nanti perluasan ganjil genap ada evaluasinya. Kalau berhasil, sukses, insya Allah kita tidak akan meliburkan. Tapi jangan spekulasi dulu, ya. Tapi kita akan arahkan murid-murid untuk meramaikan. Masih dibahas, belum pasti diliburkan," tutur Sandiaga Uno.