TEMPO.CO, Tangerang - Vice President of Corporate Commucation PT Angkasa Pura II Yado Yarismano mengatakan perbaikan jalur B Kereta Layang atau Skytrain Bandara Soekarno - Hatta yang dilakukan pada 25-28 Agustus 2018 merupakan persiapan metode baru pengoperasian Skytrain.
Baca juga: Asian Games, Skytrain Bandara Soekarno - Hatta Menjadi 6 Trainset
"Untuk persiapan dan penyesuaian metode baru," ujar Yado kepada Tempo, Senin, 27 Agustus 2018. Yado menjelaskan, metode operasi Skytrain akan agak sedikit berbeda dengan sebelumnya.
Gerbong kereta layang akan melalui jalur 1 atau track A dari Terminal 1 dan Terminal 3. Di jalur 2 atau track B, Skytrain bergerak dari Terminal 1 ke Integrated Building dan Integrated Building ke Terminal 3 bolak balik. "Sebelumnya, dari Terminal 1 ke Terminal 3, dan bolak bolak balik ke Terminal 3 ke Terminal 1," kata Yado.
Menurut Yado, metode yang akan diaplikasikan ini merupakan langkah penyesuaian dengan bertambahnya trainset Skytrain yang dioperasikan dari dua trainset kini menjadi enam trainset. "Nantinya akan berdampak pada penambahan kapasitas dan headway," kata Yado.
Untuk proses penyambungan jalur, kata Yado, sudah selesai dilakukan dan disiapkan untuk beroperasi. "Tapi kami masih harus terus melakukan simulasi dan evaluasi," ucap Yado.
Branch Communication Manager Bandara Soekarno - Hatta, Haerul Anwar, mengatakan tim teknisi Skytrain melakukan perawatan yang relatif besar dan membutuhkan waktu hingga tiga hari dari 25 sampai 28 Agustus 2018 untuk menyelesaikan perbaikan.
"Ini bukan karena ada masalah, tapi perawatan untuk menjaga performa operasional Skytrain," kata Haerul.
Perawatan, kata dia, cukup besar dilakukan di antara Terminal I ke B. "Dari B ke I, Perawatan lumayan besar, tapi untuk jalur B dari Terminal B ke 2 dan ke Terminal 3 masih normal," ujar Haerul.
Dampak dari perawatan ini, Haerul menambahkan, terjadi penumpukan penumpang di shelter kereta layang. Hal ini terjadi karena waktu tunggu (headway) Skytrain molor dari biasanya, dampak perawatan di jalur B kereta layang yang dilakukan. "Ada sedikit penumpukan karena headway berubah dari 15 menit menjadi 26 menit," kata Haerul.
Perubahan durasi waktu tunggu itulah, diakui Haerul, membuat pengguna jasa Skytrain harus menunggu lebih lama dari biasanya.
Untuk mengantisipasi terjadi kepadatan di shelter-shelter Skytrain, pengelola Bandara Soekarno - Hatta telah melakukan antisipasi dengan menyiapkan shuttle bus di kawasan Transit Oriented Development MI Bandara Soekarno - Hatta.