JAKARTA — Wakil Direktur Unit Merchandise dan Retail Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) Mochtar Sarman mengatakan masa penjualan suvenir dan maskot Asian Games diperpanjang. Penjualan suvenir dengan sistem pemesanan dan pembayaran di awal (pre-order).
Baca:
Cerita di Balik Viral Atlet Irak Nyanyi Indonesia Raya
Seperti dimuat dalam Koran Tempo Selasa 4 September 2018, Mochtar mengatakan sistem pre-order dibuat lantaran tingginya minat masyarakat terhadap suvenir Asian Games. "Tiga suvenir yang paling banyak diburu adalah boneka tiga maskot Asian Games, kaus, dan replika medali," katanya.
Meski begitu, kata Mochtar, panitia masih menghitung total pendapatan yang diraih dari penjualan suvenir. Sebagai gambaran, Asian Games Official Merchandise Super Store di Gelora Bung Karno menjual lebih dari 3.000 buah suvenir selama sepekan. Jumlah itu di luar suvenir yang dijual di pusat-pusat belanja.
Baca:
Polisi Kerahkan 400 Patwal untuk Kepulangan Atlet Asian Games
Penghitungan pendapatan, kata Mochtar, belum rampung lantaran banyaknya pembelian dengan bon manual. Padahal, pembelian itu sedianya hanya bisa dilakukan dengan sistem non-tunai.
Namun, Mochtar melanjutkan, panitia lalu menambah kasir pembayaran tunai lantaran jumlah pengunjung toko resmi yang terus meningkat. "Jadi tidak melalui pos sistem kami," kata dia.
Dari pelaksanaan Asian Games yang berakhir Ahad lalu, Ketua INASGOC Erick Thohir membenarkan suvenir merupakan barang yang paling diburu masyarakat. Topik suvenir juga termasuk yang kerap dikomentari selain penjualan tiket. Namun, ia beranggapan hal tersebut berhubungan dengan antusiasme.
Baca juga:
Polda Metro Jaya Limpahkan Berkas Richard Muljadi ke Kejaksaan
Erick Thohir mengatakan Asian Games bukan sekadar ajang olahraga. Menurut dia, efek peningkatan ekonomi dalam jangka pendek pun tercapai. "Maskot yang dicetak 190 ribu, menjadi 250 ribu," katanya.