TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Mass Rapid Transit ( MRT ) Jakarta, William P. Sabandar mengatakan pembangunan fase pertama proyek MRT masih sesuai dengan jadwal. Kemajuan pembangunannya saat telah mencapai 96,5 persen.
Baca: Konstruksi MRT Jakarta Tahan Gempa Hingga Magnitudo 9, Alasannya?
"Saat ini tinggal finishing," ujar William di Mall Pacific Place, SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu, 29 September 2018. Beberapa aspek yang masih harus dikerjakan antara lain pintu masuk ke stasiun MRT serta bagian interior.
Pembangunan fase pertama MRT terdiri dari 13 stasiun. Tujuh di antaranya adalah stasiun layang yang berada di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Sedangkan stasiun bawah tanah berada di Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.
William mengatakan uji operasi diperkirakan akan digelar Desember nanti dengan melibatkan masyarakat dan pihak-pihak terkait. Sedangkan untuk beroperasi secara komersil baru dimulai Maret 2019. "Uji coba operasi mulai koridor dari Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia," kata dia.
Rencananya ada 16 rangkaian kereta MRT yang beroperasi nanti. Satu rangkaian terdiri dari enam gerbong yang mana masing-masing dapat mengangkut 325 penumpang. Jam operasional MRT berlaku pada pukul 05.00-00.00 WIB. Totalnya, sekitar 1.950 orang dapat diangkut dalam setiap perjalanan dengan jeda setiap lima menit.
Baca : MRT Jakarta, Tes di Koridor Lebak Bulus - Bundaran HI Berlangsung Sebulan
MRT Jakarta telah menguji integrasi sistem pada Agustus 2018 mulai dari Stasiun Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia. Pengecekan dan pemeriksaan integrasi sistem tersebut, mencakup rel, kelistrikan, sinyal, program kontrol radio komunikasi, pusat kontrol dan kereta itu sendiri.