TEMPO.CO, Jakarta - Omzet penjualan kuliner di lokasi Festival Asian Para Games merosot drastis jika dibandingkan saat penyelenggaraan Asian Games 2018. Manajer Operasional Telap Telep, Armet Purwanto mengatakan omzet penjualannya jauh menurun jika dibandingkan saat pembukaan Asian Games kemarin.
Baca: Pengunjung Festival Gratis Masuk Pembukaan Asian Para Games
"Pengunjung Asian Para Games tidak terlalu banyak. Jadi omzet jauh menurun," kata pria berusia 26 tahun ini. Asian Para Games berlangsung dari 6-13 Oktober 2018.
Saat pembukaan Asian Games kemarin, Armet berujar rumah makannya yang menjual aneka nasi goreng dan soto bisa mendapatkan Rp 19 juta. Namun, saat pembukaan Asian Para Games hingga menjelang tutup pukul 22.00, rumah makannya baru mendapatkan Rp 4 juta. "Sangat jauh dengan Asian Games."
Menurut dia, sepinya pengunjung Asian Para Games dibandingkan dengan Asian Games, lantaran minimnya sosialisasi. Sosialisasi Asian Para Games, kata dia, tidak semasif Asian Games. "Kalau Asian Games spanduknya di mana-mana. Kalau Asian Para Games kurang," ucapnya.
Baca juga: Cerita Lucu PKL Setelah Asian Games 2018 Berlalu
Untuk berjualan di lokasi festival Asian Para Games, pengelola event organizer mematok sewa Rp 1 juta per hari. Sistem sewa ini berbeda saat di Asian Games. "Kalau Asian Games bagi hasil. Pemilik dapat 75 persen dan EO dapat 25 persen dari hasil penjualan," katanya.
Meski begitu, Armet masih optimistis pengunjung Asian Para Games bakal terus bertambah. Sebab, tidak sedikit warga yang ingin menyaksikan pertandingan di Asian Para Games. "Saya masih optimistis pengunjung akan semakin banyak dalam beberapa hari ke depan."
Lapak kuliner lainnya, Wagen Kebab juga bernasib serupa. Karyawan Kebab Wagen Imam Wahyudi, mengatakan pendapatannya saat ini berkurang jika dibandingkan Asian Games kemarin. "Kalau Asian Games kami per hari bisa mengantongi minimal Rp 10 juta, tapi pas pembukaan Asian Games kami cuma dapat Rp 2 juta."
Baca juga: GBK Tertib dari PKL Selama Asian Games, Ini Rahasianya
Penjual Susu Indomilk pun merasakan penurunan omzet yang jauh berkurang. Salah seorang penjual yang tidak mau namanya disebut mengatakan pada pembukaan Asian Games penjualan susu Indomilk tembus Rp 25 juta. "Kalau pembukaan Asian Para Games hanya dapat Rp 9 juta."
Menurut dia, menurunnya omset disebabkan pengunjung Asian Para Games jauh lebih sedikit dibandingkan Asian Games. Belum lagi, Indomilk juga mengurangi lokasi penjualan.
Pada saat Asian Games, susu Indomilk berjualan di 10 venue pertandingan dengan total penjual 80 orang. Sedangkan saat Asian Para Games hanya berjualan di dua venue dengan total penjual 22 orang. "Kalau Asian Games kami bisa menjual tiga kali dari yang ditargetkan. Sehari per SPG (penjual) ditargetkan 35 kantung terjual."