TEMPO.CO, Jakarta - Praktik remaja mabuk pembalut wanita dengan cara meminum air rebusannya pernah viral di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Tempo.co pernah mengangkat pemberitaannya pada Februari 2018 lalu.
Baca berita sebelumnya:
Heboh Mabuk Pembalut, Polda Jabar: Itu Wilayah Polda Metro Jaya
Saat itu Kepala Kepolisian Resor Karawang Ajun Komisaris Besar Hendy Febrianto Kurniawan menyatakan informasi tersebut belum dapat dipastikan. "Kemarin, saya suruh anggota untuk cek informasi itu. Sampai sekarang belum ada laporan sama sekali," ujar Hendy, 22 Februari 2018.
Keterangannya diburu awak media setelah pada pekan sebelumnya remaja di Kecamatan Lemahabang, Tempuran, dan Telagasari diberitakan kerap meminum air rebusan pembalut wanita. Alasannya, harga minuman keras (miras) yang semakin mahal.
Alhasil, para remaja tanggung di tiga kecamatan itu berkreasi menciptakan racikan minuman. Komposisinya berupa air rebusan pembalut dicampur obat kuat dan obat batuk.
Baca:
Mabuk Pembalut Wanita, BNN Bogor: Belum Ada Temuan Tapi...
Hendy saat itu hanya mengimbau masyarakat, khususnya orang tua di Karawang untuk lebih mengawasi anaknya. Menurut Hendy, meski kabar ini belum valid, sebaiknya harus jadi perhatian untuk semua pihak.
"Kami mengimbau orang tua untuk mengawasi dan waspada. Dan kami masih akan telusuri informasi tersebut," kata Hendy.
Ilustrasi air rebusan pembalut. TEMPO/Nufus Nita Hidayati
Pada Jumat 9 November 2018, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan prihatin dengan semakin meningkatnya praktik remaja yang disebut 'bereksperimen' dengan psikotropika tersebut. "Ini sangat memprihatikan," ujar Komisioner Bidang Kesehatan dan NAPZA di KPAI, Sitty Hikmawatty.
Baca juga:
Heboh Remaja Mabuk Pembalut, KPAI : Coba-coba Supaya Fly
Sitty tak menyebut Karawang secara spesifik. Tapi dia menyebut praktik mabuk pembalut sudah pernah ditemukan bersamaan dengan kasus penyalahgunaan obat PCC (Paracetamol, Caffeine, Carisoprodol) pada tahun lalu. Saat ini, ujar Sitty, KPAI sedang menerima laporan kasus dari berbagai daerah di Indonesia. " Laporan sudah masuk dari beberapa provinsi."