TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan pihaknya sedang merancang integrasi antarmoda transportasi di Jakarta dengan Mass Rapid Transit.
"Ada tiga yang kami fokus untuk integrasikan, yakni fisik, rute dan pelayanan," kata William di kawasan Stasiun Dukuh Atas BNI, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Desember 2018.
Baca : Hingga 31 Desember 2018 MRT Jakarta Sudah 98 Persen, Sisanya?
William mengatakan integrasi fisik saat ini telah hampir sempurna untuk menyambungkan MRT dengan Transjakarta. Bahkan, pihaknya saat ini tengah membantu membangun halte Transjakarta di Bundaran Hotel Indonesia, Dukuh Atas, CSW, Blok M dan Lebak Bulus. "Semuanya kami bangun untuk pengintegrasian antarmoda."
Ia mengatakan integrasi diperlukan agar pengguna bisa langsung pindah angkutan dari MRT ke Transjakarta atau sebaliknya. Sedangkan, untuk integrasi rute saat ini sedang didiskusikan bersama. "Apa yang harus seperti yang sudah ada. Bagaimana dengan rute transportasi lain," ujarnya.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar meresmikan mini information center MRT Jakarta di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, 27 Desember 2018. Tempo/Imam Hamdi
William mencontohkan, penumpang yang turun atau pun mau naik MRT harus dipastikan mendapatkan angkutan sesuai rute yang mau dituju, tanpa kesulitan mencari modatransportasi.
"Jadi harus ada fasilitas untuk sampai ke stasiun MRT. Jadi nanti ada rute yang diintegrasikan antara MRT, Transjakarta, LRT (Ligh Rail Transit) dan dari KCI (Kereta Commuter Indonesia."
Untuk integrasi layanan, William berujar, pihaknya telah menyepakati untuk pengadaan satu tiket untuk semua moda transportasi. Pihaknya, ucapnya, sedang membangun elektronik sistem pembayaran bersama antara MRT, LRT dan Transjakarta.
Simak pula :
Persiapan MRT Jakarta, Pusat Layanan Informasi Diresmikan
"Prosesnya berjalan dan dibentuk perusahaan patungan dari tiga BUMD untuk menjalankan sistem integrasi tiketnya ini."
Selain itu, MRT Jakarta pun bakal membangun forum komunikasi untuk mengembangkan sumber daya manusia agar pelayanan transportasi publik di Indonesia semakin baik untuk semua operator. "ini yang dinamakan Jak Lingko," ucapnya.