TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Puluhan orang terdiri dari guru, pengurus, dan wali santri di Sekolah Tafiz Ashshiddiqiyyah, Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan, memblokade lokasi proyek pembangunan jalan tol Serpong-Cinere. Mereka menuntut tukar guling lahan jalan menuju sekolah itu yang termakan proyek.
Baca berita sebelumnya:
Warga Bambu Apus Keluhkan Banjir Imbas Jalan Tol Serpong-Cinere
"Kami judulnya menormalisasi jalan, ini karena lahannya adalah tanah wakaf sekolah dan jalan menuju sekolah kami belum juga di ruislagh.. maka jalan ini kami normalisasi dulu sampai ada pengganti," kata kepala Yayasan Ashshiddiqiyyah, Subhannallah, menuturkan, Rabu 23 Januari 2019.
Menurut Subhan, sekolah sudah menunggu selama tiga tahun agar tanah wakaf segera diganti dan jalan di-ruislagh. Tetapi dia menilai prosesnya berlarut- larut dan seperti tidak ditanggapi serius.
"Enam bulan lalu sudah ada kesepakatan dan ada surat perintah pembayaran tapi sampai sekarang belum juga dibayar," ujarnya.
Lahan itu dituntut melengkapi ganti rugi bangunan yang sudah diterima. Yayasan pun sudah mendapat lokasi baru di wilayah Serua, Ciputat. Sedangkan lahan 1200 meter persegi yang menjadi akses jalan belum.
Baca:
Proyek Jalan Tol Serpong-Cinere Dikeluhkan Warga Perumahan di Pondok Cabe
"Kalau tanah jalanan, menurut logika saya namanya tanah wakaf ya jalan untuk siapa saja, kalau sekarang ini kan dibuat jalan berbayar, kalau tanah wakaf itu kita tidak bisa terima uang, penggantinya ya tanah lagi," kata Subhan.
Unjuk rasa atas tuntutan itu dilakukan dengan memblokade jalan. Subhan memimpinnya dengan membentangkan bambu di tengah jalan tol yang sedang dibangun itu. Selain blokade, mereka juga menggelar doa bersama.