TEMPO.CO, Jakarta - Partai pengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno memutuskan mendepak Ketua Fraksi PKS di DPRD DKI, Abdurrahman Suhaimi, sebagai calon Wagub DKI Jakarta. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Mohamad Taufik mengutarakan, Suhaimi tak cocok menjabat sebagai pejabat eksekutif.
Baca:
Gerindra Minta Dua Cawagub DKI Terpilih Segera Belajar tentang Jakarta
"Pak Suhaimi itu bukan tidak lulus, tapi tidak tepat ditaruh di situ. Dia bukan tipe eksekutor," kata Taufik di restoran Aljazeera, Jakarta Pusat, Jumat 22 Februari 2019.
Suhaimi, menurut Taufik, lebih banyak memiliki rekam jejak sebagai anggota legislatif. Itu sebabnya Suhaimi yang namanya disusulkan ke dalam bursa cawagub DKI dianggap tipe legislator sehingga tak tepat mendampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggantikan Sandiaga Uno yang telah mengundurkan diri sejak Agustus tahun lalu.
"Dari hasil fit and proper test pula saya kira Pak Suhaimi bukan tempatnya di sini (wagub)," ujar Taufik.
Baca:
Bakal Dampingi Anies, Dua Cawagub DKI Genggam Buku Kebijakan Ahok
Pada hari itu pimpinan DPD Gerindra DKI dan DPW PKS DKI menandatangani surat rekomendasi dua nama calon Wagub DKI. Mereka yang terpilih adalah Sekretaris DPW PKS DKI Agung Yulianto dan mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu.
Taufik menganggap, Agung dan Syaikhu mumpuni menjadi Wagub DKI. Syaikhu pernah terlibat di Pemerintahan Kota Bekasi, sedang Agung disebutnya berpengalaman mengurus perusahaan.
Baca:
Anak Bawang di Bursa Cawagub DKI, Suhaimi: Yang Penting Boleh Masuk Surga
Sebelum penetapan resmi dua calon itu, Suhaimi menyatakan sudah memahami dari dimasukkan namanya dalam bursa calon Wagub DKI. Apapun hasil rekomendasi fit and proper test, Suhaimi menuturkan, tak memiliki beban.
"Kalau saya tidak masuk, tidak akan menggelinding awal-awalnya. Maka saya masuk biar menggelinding itu," ucap dia merujuk kepada proses penetapan calon Wagub DKI yang baru pengganti Sandiaga Uno.