TEMPO.CO, Jakarta -PT MRT Jakarta menyatakan sejak hari pertama Ratangga beroperasi telah melebih target penumpang yang ditetapkan.
Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta, Muhammad Kamaluddin, pada hari pertama beroperasi berbayar, Ratangga telah mengangkut 70 ribu orang per hari.
Baca : Hari Keempat MRT Berbayar, 6 Mesin Tiket Otomatis Belum Berfungsi
Adapun target MRT Jakarta di hari pertama beroperasi mencapai 65 ribu penumpang. "Di hari kedua juga sama mencapai 70 ribu penumpang dan saat libur kemarin mencapai sekitar 80 ribu penumpang," kata Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta, Muhammad Kamaluddin, saat dihubungi, Kamis, 4 April 2019.
Menurut dia, antusias warga DKI Jakarta dan sekitarnya cukup tinggi untuk naik MRT meski telah berbayar. Hal itu terlihat dari kepadatan penumpang sejak pertama beroperasi secara komersial.
Tarif MRT Jakarta berlaku diskon 50 persen selama sebulan awal beroperasi komersil, April 2019.
"Itu positifnya. Setelah tarif berlaku tidak menyurutkan animo masyarakat yang mau naik MRT," ujarnya.
Menurut dia, di hari libur Isra Miraj Rabu 3 April 2019, keluhan penumpang terhadap pelayanan kereta pun tidak ada. Penumpang merasakan kemudahan untuk mengakses masuk dari peron atau platform stasiun ke dalam Ratangga.
Selain itu, kereta pun datang tepat waktu, yakni 10 menit sekali sesuai dengan hideway yang telah ditentukan sebelumnya.
Simak pula :
Cerita Warga Berbondong-bondong Jajal MRT Jakarta di Libur Isra Miraj
"Sejak pertama beroperasi juga tidak ada kejadian yang berhubungan dengan keselamatan orang. Semua berjalan baik," ucapnya. "Keluhan dari manula dan difabel juga kami tidak temui."
Selama satu bulan beroperasi berbayar, MRT Jakarta mengkorting 50 persen biaya tarif perjalanan penumpang. Mulai Mei 2019, MRT Jakarta bakal mematok tarif normal yakni Rp 14 ribu untuk perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia.