TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian massa buruh yang memperingati May Day telah sampai perimeter terdekat dengan Istana Negara di kawasan Patung Kuda atau bundaran Monas. Mereka tertahan di sana karena memang polisi tak membuka jalan lebih jauh untuk para buruh tersebut.
Baca:
Sebagian Massa Buruh May Day Merangsek ke Arah Istana
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Prabowo Argo Yuwono yang memastikan buruh tak bisa bergerak lebih dekat ke Istana Negara. "Ini sudah dikomunikasikan," ucap Argo, Rabu 1 Mei 2019.
Massa buruh yang ngotot di antaranya berasal kelompok Garmen, Kerajinan, Tektils, Kulit Dan Sentra Industri yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI). "Kami mau menyuarakan aspirasi di depan presiden," kata Sekretaris Jenderal DPP Garteks KSBSI Trisnur di lokasi demonstrasi.
Trisnur menyiapkan aspirasi soal diskriminasi yang masih dialami pekerja perempuan. Di Garteks sendiri, papar Trisnur, 82 persen pekerja adalah perempuan.
Baca juga:
May Day di Jakarta Dibayangi Cuaca Hujan dan Petir
Keinginan yang sama disampaikan Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN). Sejak pukul 11.08 WIB, mereka telah berada di lokasi yang dibatasi marka jalan dari beton dan pagar kawat berduri itu. Mereka telah bertahan lebih dari satu jam berharap bisa berkomunikasi langsung dengan Jokowi.
"Kita siang ini hanya ingin maju ke depan tapi dihadang kawat berduri. Pengusaha korupsi tidak ditangkap tapi di depan saya sudah ada mobil yang siap menembak," ujar orator KSPN.
Baca juga:
Buruh May Day Elukan Prabowo Presiden
Total ratusan hingga seribuan buruh itu hingga kini masih memadati kawasan Patung Kuda. Selain soal diskriminasi, aspirasi May Day tahun ini lainnya adalah mendesak Jokowi mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.