TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian buruh peserta unjuk rasa pada Hari Buruh atau May Day bukan hanya menuntut peningkatan kesejahteraan, tetapi juga memprotes dugaan kecurangan dalam Pemilu 2019. Mereka mendesak Komisi Pemilihan Umum netral sebagai penyelenggara.
Baca juga: May Day, Prabowo Disambut Yel-yel Presiden
Massa buruh yang menggelar aksi di kawasan Tenis Indor Senayan, Jakarta, tampak menggunakan berbagai atribut dalam menyampaikan kritiknya. Mulai dari poster bertulisksn “Kawal Formulir C1”, “Lindungi Suara Rakyat”, hingga memakai kostum kotak suara yang dikawal oleh dua orang berseragam ala militer.
"Ini bentuk protes kami terhadap kecurangan dalam penyelenggaraan pemilu," ujar kordinator aksi dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Andik Sugianto, di Tenis Indor, Rabu, 1 Mei 2019.
Andik menilai KPU seakan menutup mata terhadap berbagai kecurangan yang telah ditemukan dalam pelaksanaan pemilu 17 April 2019. Andik mengklaim pihaknya sudah memegang sejumlah data dugaan pelanggaran pemilu yang mereka temui.
"Kami juga punya saksi saat pemilu kemarin, di daerah Cikarang dan beberapa TPS di Bekasi kami menemukan adanya dugaan kecurangan," ujar dia.
Baca juga: Polisi Buka Barikade, Massa May Day Bergerak ke Istana Negara
Melalui May Day pihaknya mendesak KPU selaku penyelenggara agar terbuka dan mengungkap dugaan pelanggaran tersebut. “KPU harus netral,” ujaar Andik