TEMPO.CO, Jakarta - Enam rumah di Kompleks Samudra Indonesia RT 4/RW 6 Kelurahan/Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, terendam banjir hingga 50 sentimeter pada Senin malam hingga Selasa lalu. Warga yang menjadi korban banjir, Harsono, 70 tahun, mengatakan rumahnya terendam banjir sekitar pukul 21.00 WIB pada Senin, 29 April 2019.
"Banjir karena turap bawah kali hingga tembus ke jalan, jebol," kata Harsono kepada Tempo saat ditemui di rumahnya pada Rabu lalu, 1 Mei 2019.
Baca: Banjir di Kompleks Samudera Indonesia Akibat Tanggul Bocor
Ia menuturkan bahwa warga tidak ada yang menyangka akan terjadi banjir sebelum turab di bawah kali dekat rumahnya jebol. Dia menilai tidak ada tanda-tanda turap alias tanggul tersebut akan jebol, seperti adanya rembesan air. "Memang turap sudah lama sekali. Tapi terlihat masih kuat."
Harsono menuturkan banjir yang datang tiba-tiba tersebut merendam seluruh perabotan rumahnya. Bahkan, ketinggian air di depan rumahnya hingga mencapai 1 meter. "Karena saya tidak membuka pintu sehingga air dari luar bisa tertahan sedikit."
Dia menuturkan bahwa banjir serupa pernah terjadi 17 tahun lalu. Saat itu, banjir merendam lebih banyak rumah akibat luapan kali di samping rumahnya. Setelah banjir tersebut warga iuran untuk meninggikan turap aalias tanggul hingga sekitar 60 cm. "Setelah ditinggikan air tidak pernah lagi meluap sampai ke permukiman warga," ucap Harsono.
Warga Kompleks Samudera Indonesia lainnya, Tri Wibowo, mengatakan bahwa sudah tiga tahun terakhir dia meminta pemerintah merehabilitasi turap di perumahannya. Sebabnya, sebagian turap di kali dekat rumahnya itu sudah banyak yang berlubang dan berpotensi jebol.
Simak: Ahok Bicara Soal Penyebab Banjir Jakarta
"Turap itu usianya sudah lebih dari 20 tahun," ujar Tri.
Dia juga menerangkan saat ini jalan dan turap (tanggul) yang jebol telah ditutup karung pasir oleh petugas Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan. Menurut dia, badan dan turap yang jebol itu harus diperbaiki permanen agar tidak mengeluarkan air lagi yang aka membuat banjir. "Perbaikan yang sekarang bersifat sementara," kata Tri.
IMAM HAMDI