TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah Menengah Atas Negeri Unggulan M.H. Thamrin atau SMA Husni Thamrin kembali berhasil mempertahankan peringkat pertama nilai rata-rata tertinggi Ujian Nasional di DKI Jakarta tahun ajaran 2018/2019.
Kepala Sekolah SMA Husni Thamrin, Warnoto, mengatakan tahun ini sebanyak 77 siswa yang mengikuti UN dengan nilai rata-rata 91,96. “Tahun ini kami bersyukur masih diberikan kesempatan mempertahankan nilai UN tertinggi di DKI dan nomor tiga secara nasional,” katanya kepada Tempo di kantornya, Jalan Bambu Wulung, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, pada Senin lalu, 13 Mei 2019.
Lihat: Dana SMA Husni Thamrin Dicoret, Bagaimana Siswanya
Ia menuturkan selama tiga tahun terakhir nilai rata-rata UN SMA Husni Thamrin juga terus meningkat. Pada 2018, kata nilai UN SMA Husni Thamrin 86, 54 dan di tahun berikutnya naik menjadi 86,90.
Sebelumnya, Warnoto menjeskan, torehan prestasi nilai yang diperoleh siswa sempat vakum selama tujuh tahun. Sekolah pernah mendapatkan nilai tertinggi pada saat pertama kali dibuka yakni pada 2009. “Pada 2017 kami melakukan evaluasi, dan bersyukur bisa kembali meraih prestasi ini.”
Menurut Warnoto, keberhasilan siswa memperoleh nilai yang maksimal merupakan kerja keras semua warga sekolah. Salah satu upayanya dengan membuat suasana sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan sebab suasana sekolah sangat penting. Penting pula rutinitas doa bersama sebelum memulai kegiatan belajar dan mengajar.
SMA Husni Thamrin setiap hari menyediakan waktu selama 10 menit untuk siswa berdoa sebelum memulai belajar, yakni mulai pukul 06.20 WIB.
Warnoto pun menuturkan kunci kesuksesan lainnya adalah jam belajar siswa yang lebih lama mulai pukul 06.30 sampai 16.00 plus kegiatan tutor malam pada pukul 20.00-22.00. Kegiatan tutor ini agar siswa mengulang pelajaran yang telah diberikan sekaligus membantu para siswa yang kesulitan dalam memahami pelajaran.
Yang menarik, SMA Husni Thamrin tidak menghendaki adanya antarsiswa dalam mengejar prestasi melainkan berkolaborasi untuk berbagi pengetahuan. Menurut Warnoto, tiap siswa mempunyai daya tangkap berbeda-bed adalam memahami suatu pelajaran. “Jadi yang cepat menangkap pelajaran bisa menjadi totur.”
Sekolah juga menentang keras adanya budaya senioritas. Siswa yang lebih tua, Warnoto melanjutkan, memanggil siswa yang lebih muda dengan sapaan "Adik," sedangkan kepada yang lebih tua memanggil "Kakak."
SMA Husni Thamrin adalah satu-satunya sekolah di Indonesia yang menerapkan tiga kurikul sekaligus: Kurikulum Nasional, Cambridge, dan Olimpiade.
Kurikulum Olimpade diterapkan karena setiap tahun sekolah mengirim siswa Olimpiade Sains Nasional. Kurikulum tersebut wajib diikuti oleh setiap siswa setiap Sabtu. Sedangkan Kurikulum Cambridge diberikan kepada siswa Kelas XI selama dua semester dan semester pertama untuk Kelas XII.
Lihat juga: Dana Dihapus, Wali Murid SMA Husni Thamrin Resah
Menurut Warnoto, pembelajaran Kurikulum Cambride tidak jauh berbeda dengan Kurikulum Nasional. “Yang membedakan, Cambridge lebih mendalam kompleksitas isinya."
SMA Husni Thamrin masih memiliki perbedaan dengan sekolah lain yaitu banyaknya penjurusan. Di sekolah unggulan tersebut ada sembilan jurusan, yakni Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Komputer, Ekonomi, Astronomi, Geoggrafi, serta Kebumian. “Semua jurusan ini dipelajari oleh setiap siswa sebab sekolah kami berbasis sains,” tutur Warnoto.
IMAM HAMDI