TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bercerita tentang pengalamannya memiliki asisten pribadi berdarah Papua. Pengalaman tersebut diutarakan Anies saat menghadiri forum bersama mahasiswa dan tokoh Papua di Polda Metro Jaya, Jumat malam.
"Saya sebenarnya tidak mau cerita, karena menurut saya ini bukan hal yang khusus, tapi karena tadi ada yang bertanya saya akan cerita tentang Aspri saya yang berasal dari Papua," ujarnya, Jumat 23 Agustus 2019.
Cerita itu disampaikannya ketika ditanyai oleh salah satu pendeta asal Papua. Pendeta itu bertanya apakah ada orang Papua yang bekerja di kantor Gubernur DKI, seperti orang-orang luar Papua yang bekerja di kantor-kantor pemerintahan Papua.
Anies lantas bercerita bahwa asisten pribadi yang paling lama bekerja dengannya adalah seorang putra Papua. Namanya, Billy David.
Anies menyebutkan Billy merupakan pemuda yang lahir di Sentani, Papua, dan telah dipilih Anies menjadi asisten pribadi sejak 2013.
"Billy ini asisten pribadi saya yang paling lama, dari 2013," ujar mantan Mendikbud itu.
Gubernur DKI itu mengungkapkan awal perkenalan dengan Billy saat masih menjadi dosen. Waktu itu Billy tergabung dalam gerakan Indonesia Mengajar, program pendidikan yang digagas Anies.
Anies menyebutkan tidak sembarang memilih orang untuk bisa menjadi asisten pribadinya. "Saya seleksi waktu itu, karena saya akan menghabiskan waktu lebih banyak dengan aspri saya dari keluarga saya, karena ke mana-mana ditemani aspri," ujarnya.
Anies mengutarakan kedekatannya dengan Billy. Bahkan dia menggelar penggalangan dana saat rumah Billy di Sentani rusak akibat longsor beberapa waktu lalu.
Anies Baswedan mengatakan sejak masa kampanye hingga bertugas sebagai gubernur DKI, Billy masih menjadi asisten pribadinya. Namun beberapa bulan yang lalu Billy berhenti menjadi asisten pribadinya karena pemuda asal Papua itu pindah ke Amerika untuk melanjutkan studi. "Saya tidak menceritakan selama ini karena itu bukan hal yang khusus, tapi tadi karena ada yang bertanya, saya jawab," ujarnya.