TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera atau PKS DKI Jakarta tak ambil pusing atas pandangan yang menyebut dua kader mereka yang menjadi calon wagub DKI, Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto, yang disebut tidak mengerti Jakarta. Ketua DPW PKS DKI Jakarta, Syakir Purnomo mengatakan pihaknya justru mengambil hikmah dari pandangan itu.
"Kami percaya apapun ada hikmahnya dengan dibilang demikian, kami terus evaluasi, mungkin kurang sosialisasi. Dua nama ini adalah pilihan pimpinan dan banyak keunggulan yang menjadi pertimbangan kenapa mereka terpilih," kata Syakir, Ahad, 22 September 2019.
Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto adalah dua kader PKS yang diajukan untuk menjadi calon pendamping Anies Baswedan. Dua orang itu sudah menjalani serangkaian proses pemilihan oleh DPRD DKI. Namun sampai saat ini, dewan belum menentukan siapa yang akan menduduki kursi kosong itu.
Selama proses pemilihan, sejumlah pandangan muncul, termasuk yang menyebut dua calon itu tak paham persoalan ibu kota. Mantan Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi pun sempat menyatakan cawagub DKI adalah orang yang harus memahami persoalan Jakarta. "Kalau istilahnya, cawagubnya kiriman dari daerah lain, yang enggak mengerti ibukota, repot bos," kata dia pada 23 November 2018.
Syakir mengatakan Syaikhu memiliki pengalaman di bidang pemerintahan atau administrasi dengan rekam jejak pernah menjabat Wakil Wali Kota Bekasi pada 2013-2018, DPRD Provinsi Jawa Barat pada 2009-2013 dan anggota DPRD Kota Bekasi pada 2004-2009. Sedangkan Agung yang berlatar belakang sebagai pengusaha sukses yang dianggap mampu menjalin mitra dengan berbagai kalangan dan berlatar belakang pendidikan dan sempat menjadi auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Di kepengurusan partai, mereka berdua memiliki jabatan yang cukup strategis. Ahmad Syaikhu menduduki Ketua DPW PKS Jawa Barat, sedangkan Agung Yulianto merupakan Sekretaris DPW PKS DKI Jakarta.
Dengan rekam jejak itu, kata Syakir, dua kandidat ini berkompeten menjadi calon wagub DKI mendampingi Gubernur DKI Anies Baswedan sampai 2022. "Siapapun yang terpilih, mereka tentu ada tim yang bisa membantu pekerjaannya karena mereka bukan pahlawan Superman yang bisa bekerja sendirian," kata Syakir.