TEMPO.CO, Depok – Universitas Indonesia mengeluarkan pernyataan sikap terkait dengan kondisi Indonesia yang belakangan dilanda berbagai masalah. Rektor UI, Muhammad Anis, menyatakan gerakan mahasiswa dari berbagai daerah, kebakaran hutan, hingga bentrokan yang memakan korban jiwa menjadi penyebabnya.
“Kami melihat situasi (sekarang) ada yang a ada yang b dan sebagainya,” kata Anis di Kampus UI, Selasa 8 Oktober 2019.
Pernyataan sikap itu diucapkan bersama Ketua BEM UI Manik Marganamahendra, Anggota Senat Akademik UI Agus Sardjono, Sekretaris MWA UI Wiku Adisasmito, Rektor UI Muhammad Anis, Ketua Dewan Guru Besar UI Harkristuti Harkrisnowo, dan Ketua ILUNI UI Andre Rahadian tersebut yakni:
"UI menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi nasional saat ini, UI menghargai setiap perbedaan pendapat untuk Indonesia yang lebih baik, UI mendukung langkah-langkah konstitusional, dialogis, dan konstruktif demi persatuan bangsa dalam menyelesaikan berbagai perbedaan pendapat, UI meminta semua pihak agar memperhatikan dampak sosial, ekonomi, politik, dan keamanan dari berbagai kegiatan yang dapat membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"UI mengimbau semua pihak untuk lebih mengedepankan keutuhan NKRI daripada kepentingan golongan atau kelompok, sesuai dengan cita-cita kemerdekaan yaitu menyejahterakan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
Anis mengatakan, pernyataan sikap tersebut muncul dari keprihatinan bersama civitas akademi UI. Pembacaan pernyataan sikap pun dibalut acara seni dan budaya.
“Budaya dan seni merupakan sarana untuk kembali merefleksi rasa kesatuan akan tumbuh kembali, didalam menanggapi atau merespon perbedaan perbedaan ini,” kata Anis.
Kegiatan yang dilaksanakan di Taman Melingkar, Perpustakaan Universitas Indonesia teresbut melibatkan Tommy F Awuy (Dosen Filsafat FIB UI), Melli Darsa (alumni UI), Sapardi Djoko Damono (sastrawan & Guru Besar FIB UI), penyanyi Once Mekel, gitaris Ridho Slank dan beberapa artis lainnya.
“Akhir-akhir ini kita mendengar, bahkan menyaksikan berbagai peristiwa di tanah air yang cenderung memecah belah kita sebagai bangsa Indonesia. Kita sebagai warga Universitas Indonesia, perguruan tinggi yang menyandang nama bangsa dan negara Indonesia, merasa tergerak dan peduli dengan kondisi nasional akhir-akhir ini,” kata Anis.