TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengendara motor mengutuk perbuatan pengendara sepeda motor yang menerobos jalur busway dan mendesak bus Transjakarta mundur untuk menghindari razia kepolisian. Pengendara bernama Yoga Pradana, 29 tahun, salah satunya.
Karyawan swasta yang tinggal di kawasan Senen, Jakarta Pusat, ini mengatakan semestinya para pengendara motor tersebut tidak masuk ke jalur Transjakarta. "Tidak boleh lah, sudah salah, tapi malah minta yang benar (Transjakarta) mundur," kata Yoga saat ditemui di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Sabtu, 23 November 2019.
Video yang merekam aksi segerombolan pengendara sepeda motor itu menjadi viral di media sosial. Dalam video terlihat segerombolan sepeda motor meneriaki pengemudi bus Transjakarta untuk mundur karena mereka terperangkap saat ada razia polisi. Kejadian tersebut terjadi di Koridor 4 Dukuh Atas - Pulo Gadung pada Ahad, 17 November 2019. Tepatnya, dekat putaran Jalan Setiabudi arah Manggarai.
Saat itu, bus Transjakarta tersendat di mulut jalur lantaran belasan motor datang dari arah berlawan. Para pengendara motor juga silih berganti menekan klakson agar bus yang baru masuk koridor tersebut mundur.
Menurut Yoga, semestinya mereka didenda dua kali lipat karena menerobos jalur Transjakarta. "Sudah melanggar jalur busway, lawan arah dan pengemudi disuruh mundur lagi. Ini yang harusnya diberi sanksi dua kali lipat," ujarnya. "Saya juga kesal melihat orang melawan arus."
Untuk mencegah kejadian ini terulang, menurut Yoga, semestinya manajemen Transjakarta menyiapkan petugas untuk menjaga jalur busway. Transjakarta juga mesti kembali memasang palang pintu untuk mencegah kendaraan pribadi masuk.
Selain itu, Yoga mengusulkan agar ruas jalan yang kecil di jalur Transjakarta diberikan dispensasi jika ada kejadian mendesak agar kendaraan pribadi bisa masuk. Sebab, saat ini banyak jalan mengecil karena pembangunan trotoar. "Tapi kalau jalannya lebar harus dilarang keras kendaraan pribadi masuk jalur busway," ujarnya.
Pengendara motor lainnya, Peace Simbolon, 28 tahun, mengaku jengah melihat pengedara yang masuk jalur Transjakarta. "Orang yang masuk ke jalur Transjakarta, lalu melawan arus itu merupakan hal bodoh. Sudah ada aturan tapi dilanggar," ujarnya.
Peace mengaku heran dengan orang yang suka masuk jalur Transjakarta dan melawan arus. Sebab, tindakan tersebut membahayakan diri pengendara. "Kalau kita ke negara orang, kita bisa ikut tertib. Tapi kenapa ya kalau di negara sendiri sulit. Itu kan bodoh," kata dia.
Ia meminta polisi menilang setiap pegendara yang masuk jalur Transjakarta. Bahkan, ia setuju jika denda pelanggaran di jalur Transjakarta, lebih mahal. "Kalau dendanya tinggi maka orang akan takut," ujar Peace.
PT Transjakarta menyatakan para pengendara sepeda motor yang menerobos jalur busway dan mendesak bus mundur berusaha menghindari razia kepolisian. Mereka akhirnya tak berkutik karena bus bergeming. "Segerombolan pemotor itu putar balik dan melawan arus di koridor menghindari razia lalu lintas," ujar Kepala Divisi Sekretaris, Korporasi, dan Humas TransJakarta, Nadia Diposanjoyo, saat dihubungi, Rabu 20 November 2019.
Nadia mengatakan saat itu pengemudi bus tidak mau menuruti desakan pengendara motor itu. "Pramudi Transjakarta tetap pada jalur dan tidak mundur," ujarnya.
Nadia menambahkan tindakan itu juga membantu kepolisian untuk segera dan ke lokasi dan menindak para pengendara motor tersebut. Nadia meminta masyarakat untuk tertib dalam berlalu lintas dan tidak menerobos jalur busway.