TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Munarman menyampaikan perkembangan rencana kepulangan Rizieq Shihab ke Indonesia untuk hadir di Reuni 212.
Munarman adalah utusan yang dikirim penyelenggara Reuni 212 ke Arab Saudi untuk menjemput Rizieq.
Menurut Munarman, Rizieq berkehendak untuk kembali ke tanah air untuk menghadiri Reuni 212 dan Maulid Akbar yang akan diselenggarakan di Monumen Nasional, besok, 2 Desember 2019. Kehendak untuk pulang itu disebut sebagai hak konstitusonal warga negara Indonesia.
"Tidak pada tempatnya mempertanyakan kepulangan Imam Besar Habib Rizieq Shihab pada kami semata. Dikatakan demikian, olah karena hal ihwal pencekalan yang berujung pengasingan terselubung adalah terhubung dengan kekuasaan dan kehendak politik dari rezim penguasa di Indonesia," ujar Munarman melalui keterangan tertulis, Sabtu, 30 Desember 2019.
Menurut Munarman, otoritas Kerajaan Saudi Arabia bahkan sudah mempertanyakan apa sesungguhnya keinginan Pemerintah Indonesia tehadap Rizieq. Namun menurut dia, penguasa Indonesia berupaya melakukan politik buang badan dan lepas tanggung jawab tehadap Rizieq.
"Maka sepatutnya media juga mempermasalahkan pengasingan terselubung tersebut kepada otoritas pemerintah Republik Indonesia," ujar dia.
Tempo coba mengkonfirmasi kepastian kepulangan Rizieq Shihab kepada Sekretaris Steering Committee Reuni 212 tahun 2019, Slamet Ma'arif. Namun, dia juga belum bisa memberikan kepastian. "Jika esok pagi belum juga bisa pulang, beliau akan sampaikan amanahnya via live video," kata Slamet melalui pesan singkat, Ahad, 1 Desember 2019.