Salah satu bentuk pengendalian di hulu menurutnya adalah dengan membangun embung dan bendungan. Tujuannya adalah untuk menahan agar air tak langsung menuju DKI Jakarta saat ada volume yang besar di hulu.
2. Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok Alias BTP
- Awal Februari 2015, banjir sampai ke kawasan Istana Presiden di Jalan Medan Merdeka Utara. Ahok mendapat informasi tentang penyebab banjir berasal dari pemadaman listrik yang dilakukan PLN, sehingga pompa air tak bisa bekerja. Sebelumnya dia meyakini, tidak ada alasan Istana atau Monas terendam banjir.
- Februari 2016, kawasan Istana Merdeka dan jatung Jakarta terendam banjir. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, Ahok meyakini banjir di Jakarta tidak akan terjadi bila tak ada sabotase, apalagi di kawasan Ring 1. Ia lantas menyodorkan bukti temuan para petugas PPSU adanya sampah bekas kulit kabel yang menumpuk di saluran air, sehingga mengganggu drainase.
Plt Gubenur DKI Jakarta, Basuki Thahja Purnama meninjau proyek normalisasi kali Ciliwung tahap satu di Jatinegara Barat, 18 November 2014. Kunjungan Ahok tersebut untuk melihat kesiapan dalam menghadapi musim hujan dan bencana banjir. TEMPO/Dasril Roszandi
- April 2016, Ahok berkeliling ke Pintu Air Cipinang, Malaka, Kali Cipinang Indah, Kanal Banjir Timur, dan Jalan Cipinang Muara I. Dia mengatakan, tujuan inspeksi untuk mencari tahu alasan tetap terjadinya banjir di daerah yang seharusnya sudah bebas banjir.
Ahok juga meluapkan emosi pada anak buahnya lantaran kerja jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dinilai tak sesuai harapan. Mulai dari Wali kota Jakarta Utara, Rustam Effendi, Wali kota Jakarta Pusat Mangara Pardede dan jajaran BPBD DKI Jakarta.
3. Joko Widodo
- Banjir melanda Jakarta pada 22 Desember 2012 atau dua bulan setelah Joko Widodo atau Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sejumlah ruas jalan utama Ibu Kota seperti Sudirman-Thamrin dan daerah Grogol terendam air.
Jokowi mengatakan bahwa gorong-gorong yang sudah tak memadai menjadi penyebabnya. Untuk itu, menurut dia, pengerukan harus dilakukan untuk menormalkan fungsi gorong-gorong. “Hujan deras sebentar saja air sudah menggenang,” kata Jokowi, Desember 2012.