Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suplai Lewat Udara Dihentikan, Korban Longsor Sukajaya Menderita

image-gnews
Kondisi kampung Cileksa Utara usai diterjang longsor. Puluhan rumah hancur di Sukajaya, Kabupaten Bogor pada Kamis 16 Januari 2020. TEMPO|M.A MURTADHO
Kondisi kampung Cileksa Utara usai diterjang longsor. Puluhan rumah hancur di Sukajaya, Kabupaten Bogor pada Kamis 16 Januari 2020. TEMPO|M.A MURTADHO
Iklan

TEMPO.CO, Bogor - Maspupah alias Pupu, 42 tahun, warga desa terisolir akibat longsor Sukajaya di kampung Parempeng, Cileuksa, harus naik turun gunung sejauh 7 kilometer untuk mengambil bantuan. 

Maspupah mengatakan pagi-pagi sekali dia harus berangkat ke posko bantuan logistik. Jika telat, dia akan kehabisan bantuan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Sebelumnya, bantuan logistik bagi korban longsor di desa terisolir di Parempeng diantar melalui jalur udara pertiga hari. Namun kini bantuan itu terhenti.

"Daripada anak-anak kami mati kelaparan, lebih baik kami pergi turun bukit," ucap perempuan itu saat ditemui di jembatan putus sungai Ciberang, Cileuksa, Sukajaya, Kabupaten Bogor, Kamis 23 Januari 2020.

Warga mencoba membersihkan rumahnya akibat longsor Pasir Erih di Desa Cileksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jumat, 17 Januari 2020. TEMPO/M.A MURTADHO

Bersama tetangganya, Maspupah harus berjalan sekitar tujuh kilometer, melewati sungai dan jalan terjal bebatuan. Jika bantuan di posko desa sudah habis, Maspupah harus berjalan 5 kilometer lagi untuk sampai di posko Kecamatan.

Bila jatah di kecamatan pun habis, Maspupah akan menunggu hingga ada bantuan yang datang. "Alhamdulillah meski dapat beras seliter juga kami sangat bersyukur," kata Pupu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bantuan logistik kebutuhan bahan pokok yang diterimanya akan dinikmati bersama dua anaknya dan cucunya.

Maspupah mengatakan setelah kepergian suaminya, dia berjuang sendiri menghidupi anak-anaknya dengan bekerja sebagai buruh harian lepas di sawah milik orang. Dia bisa mendapat upah 15 hingga 20 ribu rupiah per hari.

Kini setelah longsor menghancurkan kampung dan sawah, Maspupah berharap ada perhatian lebih baginya. "Boro-boro program pemerintah ini itu, anak-anak sekolah juga cukup sampe SD di sini mah," katanya.

Warga desa terisolir lainnya, Rubeah, 34 tahun, mengatakan dirinya berharap bantuan bagi korban longsor Sukajaya bisa terus ada hingga kondisi atau keadaan kampungnya kembali normal. Rubeah mengatakan jika bantuan dihentikan, mereka khawatir tidak bisa bertahan karena tidak memiliki sumber penghasilan untuk sekedar menutupi kebutuhan sehari-hari. "Ya minimal kami punya pekerjaan sebagai sumber mata pencaharian," kata Rubeah.

M.A MURTADHO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Korban Bencana Longsor dan Banjir Bandang di Kabupaten Bogor Akan Tempati 3.771 Unit Huntap

27 Desember 2023

Hunian tetap (huntap) khusus korban bencana di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. ANTARA/HO-Humas Pemkab Bogor
Korban Bencana Longsor dan Banjir Bandang di Kabupaten Bogor Akan Tempati 3.771 Unit Huntap

Pemkab Bogor berencana melengkapi fasilitas penunjang hunian tetap bagi korban bencana itu dengan drainase dan instalasi air.


Puluhan Pengungsi dan Relawan Longsor Nganjuk Diduga Alami Keracunan

19 Februari 2021

Petugas medis memeriksa kondisi kesehatan korban tanah longsor di pengungsian di SD Negeri Ngetos 3, Desa Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Senin, 15 Februari 2021. Sedikitnya 165 orang mengungsi karena bertempat tinggal di kawasan longsor. ANTARA/Prasetia Fauzani
Puluhan Pengungsi dan Relawan Longsor Nganjuk Diduga Alami Keracunan

Puluhan pengungsi dan relawan bencana tanah longsor Nganjuk di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menderita sakit mirip gejala keracunan.


Longsor Nganjuk, 101 Warga Desa Ngetos Mengungsi

17 Februari 2021

TIM SAR mengevakuasi jenazah korban tanah longsor  di Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Senin, 15 Februari 2021. Pencarian hari pertama korban tanah longsor, tim SAR berhasil mengevakuasi sedikitnya tujuh jenazah korban. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Longsor Nganjuk, 101 Warga Desa Ngetos Mengungsi

BNPB menyebut ada ratusan warga Desa Ngetos, mengungsi setelah insiden tanah longsor Nganjuk yang terjadi pada Ahad, 14 Februari 2021.


Bantuan Korban Longsor Sukajaya Terus Berdatangan

8 Mei 2020

Warga bergotong royong membangun rumah baru karena sudah tidak betah tinggal di tenda pengungsian di Cileuksa, Sukajaya, Kabupaten Bogor, Rabu 5 Februari 2020. TEMPO|M.A Murtadho
Bantuan Korban Longsor Sukajaya Terus Berdatangan

Bantuan untuk korban bencana longsor Sukajaya Kabupaten Bogor masih berdatangan meski peristiwa terjadi di awal tahun 2020


Longsor Sukajaya: Pemkab Bogor Bangun 2.704 Hunian Sementara

22 April 2020

Warga bergotong royong membangun rumah baru karena sudah tidak betah tinggal di tenda pengungsian di Cileuksa, Sukajaya, Kabupaten Bogor, Rabu 5 Februari 2020. TEMPO|M.A Murtadho
Longsor Sukajaya: Pemkab Bogor Bangun 2.704 Hunian Sementara

Pemerintah Kabupaten Bogor membangun hunian sementara bagi warga Sukajaya yang menjadi korban longsor pada awal tahun ini.


Kabupaten Bogor Siapkan Rp 92,9 M buat Perbaikan Longsor Sukajaya

20 April 2020

Warga bergotong royong membangun rumah baru karena sudah tidak betah tinggal di tenda pengungsian di Cileuksa, Sukajaya, Kabupaten Bogor, Rabu 5 Februari 2020. TEMPO|M.A Murtadho
Kabupaten Bogor Siapkan Rp 92,9 M buat Perbaikan Longsor Sukajaya

Anggaran hunian tetap hanya digunakan untuk sarana pendukung seperti air bersih, jalan lingkungan, dan listrik bagi korban longsor Sukajaya.


Nyanyi Buat Korban Bencana, Bupati Bogor Disawer Rp 21 Juta

22 Februari 2020

Cabup Kabupaten Bogor Ade Yasin. Facebook.com
Nyanyi Buat Korban Bencana, Bupati Bogor Disawer Rp 21 Juta

Bupati Bogor Ade Yasin mendapat saweran hingga Rp21 juta ketika bernyanyi untuk korban bencana dalam kegiatan "Lagu Untuk Kemanusiaan."


Korban Longsor Sukajaya Kesulitan Air Bersih dan Andalkan Hujan

15 Februari 2020

Ibu-ibu dipengungsian di SDN 03 Sukajaya Desa Harkat Jaya - Kec. SUkajaya Kab. Bogor, Selasa 07 Januari 2020. Hampir 6 hari SD ini menjadi tempat pengungsian warga korban banjir bandang dan longsor setelah rumah mereka berada diarea terdampak paling parah di Sukajaya. Presiden Joko Widodo akan meminta warga korban untuk direlokasi ketempat yang lebih aman. Tempo/Amston Probel
Korban Longsor Sukajaya Kesulitan Air Bersih dan Andalkan Hujan

Korban longsor di Kecamatan Sukajaya kesulitan akses air bersih dan listrik. Warga hanya mengandalkan air hujan.


Korban Longsor Sukajaya Butuh Rp 105 M untuk Pemulihan

15 Februari 2020

Prajurit TNI AD berjalan di lokasi bencana tanah longsor Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 13  Januari 2020. Basarnas menyatakan pencarian tiga korban tanah longsor di kampung tersebut dihentikan karena kondisi medan dan cuaca menjadi kendala. ANTARA
Korban Longsor Sukajaya Butuh Rp 105 M untuk Pemulihan

Pemkab Bogor meminta dana bantuan kepada Gubernur Jawa Barat untuk pembangunan infrastruktur pasca longsor Sukajaya.


KPAI Prihatin dengan Kondisi Anak di Pengungsian Longsor Bogor

15 Februari 2020

Presiden Jokowi menyapa warga saat meninjau lokasi penanaman pohon di bekas bencana longsor Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 3 Februari 2020. Tanaman vetiver ini dapat mencegah banjir dan tanah longsor serta memperbaiki kualitas tanah di sekitarnya. TEMPO/Subekti.
KPAI Prihatin dengan Kondisi Anak di Pengungsian Longsor Bogor

KPAI menilai kondisi pengungsian korban longsor Kabupaten Bogor tak ramah anak, bahkan berbahaya bagi kondisi anak.