TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya menggelar rekonstruksi penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan di Jalan Deposito, Jakarta Utara pada Jumat, 7 Februari 2020. Tim polisi yang datang dengan satu bus tiba di Jalan Deposito pada pukul 03.00 WIB.
Polisi meminta para wartawan yang ada di sekitar rumah Novel untuk tidak terlalu dekat dengan lokasi rekonstruksi.
"Kami ingin sterilisasi dulu rekonstruksi. Tolong agak bergeser hingga ring ketiga karena tempat ini akan digunakan untuk rekonstruksi," kata salah seorang polisi, Jumat, 7 Februari 2020.
Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi penyerangan penyidik KPK, Novel Baswedan, pada Jumat, 7 Februari 2020. Namun, wartawan dilarang mendekat. (Tempo/Eko Wahyudi)
Polisi meminta wartawan mundur sampai 100 meter. Dari pantauan Tempo, beberapa polisi nampak lalu lalang di sekitar masjid tempat Novel salat Subuh sebelum diserang.
Sementara itu, Pengacara penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, meminta polisi menunda rekonstruksi kasus penyiraman air keras. Novel tak bisa hadir dalam rekonstruksi itu karena sedang berobat mata ke Singapura.
"Kami harap kepolisian menunda proses tersebut mengingat kami baru menerima surat undangan dan kondisi faktual klien kami yang tidak memungkinkan hadir," kata pengacara Novel, Arief Maulana, lewat keterangan tertulis, Kamis, 6 Februari 2020. Arief mengatakan Novel berobat ke Singapura karena kondisi matanya memburuk.
Novel disiram air keras seusai menunaikan salat subuh di masjid dekat rumahnya pada 11 April 2017. Penyiraman ini membuat kedua mata Novel terluka parah.
Pada akhir Desember 2019, polisi menangkap dua orang tersangka penyerang, yakni dua anggota Brigade Mobil, Ronny Bugis, dan Rahmat Kadir Mahulette. Ronny ditengarai orang yang menyiram cairan asam ke wajah Novel Baswedan. Sementara, Rahmat diduga sebagai yang mengemudikan motor.