TEMPO.CO, Jakarta - Pemeriksaan Polimerase Chain Reaction (PCR) terhadap sampel dua anak buah kapal (ABK) Diamond Princess diulang sebelum mereka dipindahkan ke Pulau Sebaru untuk observasi corona.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan, pemeriksaan PCR dua awak kapal pesiar itu perlu diulang karena diduga sampel rusak.
"Kemungkinan sampelnya rusak saat pengambilan, kita minta ambil sampel lagi," kata Yuri dihubungi dari Kepulauan Seribu, Selasa malam.
Dia menjelaskan, terkadang beberapa kali pengambilan spesimen keliru. Misalnya usapan (swab), ternyata yang ada hanya air ludah. Pihaknya tidak mau menerka dan mengambil risiko untuk prosedur selanjutnya, jika proses itu belum selesai.
Sejak Senin 2 Maret 2020, 69 WNI ABK Diamond Princess dari Yokohama Jepang telah tiba di Pulau Sebaru Kecil. Mereka dijemput KRI dr Soeharso-990 dari Pelabuhan PLTU Indramayu.
Hingga Selasa petang, mereka belum dipindahkan ke lokasi observasi di dalam Pulau Sebaru Kepulauan Seribu karena masih menunggu hasil pemeriksaan PCR oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
"Karena itu mempengaruhi, kalau kita tidak punya data itu, observasi kita akan kacau," kata Yuri.
Namun, kata dia, proses pengolahan sampel PCR terhitung cepat jika dilakukan kembali. Jika sampel diambil kembali pada Rabu ini, hanya butuh waktu sekitar 30 menit menggunakan helikopter untuk mengantar ke Balitbangkes.
Kemenkes telah memastikan 67 orang dari 69 ABK Diamond Princess dengan status negatif corona virus COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan PCR. Rencananya mereka akan dipindahkan ke Pulau Sebaru kecil pada Rabu pagi.