TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pasien positif corona di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur, mengatakan kondisinya sebagai perokok aktif menjadi faktor risiko.
"Saya tidak ada penyakit bawaan, tidak ada diabetes, kolesterol rendah, tidak ada jantung, persoalan saya adalah perokok aktif," kata seorang pasien pria berinisial RS melalui sambungan telepon kepada ANTARA di Jakarta, Jumat sore 27 Maret 2020.
Stamina RS dirasakan melemah setelah pada akhir Februari 2020 dia bersama komunitas perkumpulan gereja di Bogor menggelar kegiatan yang menguras stamina.
RS mengatakan tim medis sempat mendiagnosa dirinya terjangkit demam berdarah dengue (DBD). "Saya masuk rumah sakit pada Minggu 8 Maret, saat itu saya didiagnosa DBD karena trombosit turun sampai 81.000," katanya.
Pada Rabu 11 Maret 2020, RS dipulangkan ke rumah untuk beristirahat, namun dia mulai merasakan gejala COVID-19 seperti batuk hingga demam.
Keesokan harinya, RS memutuskan untuk kembali ke rumah sakit akibat demam tinggi sampai 39 derajat celsius.
"Saya mulai isolasi di Rumah Sakit Mitra Keluarga di daerah Kemayoran hari Sabtu 14 Maret, kemudian besoknya diambil tes swab oleh Dinkes DKI," katanya.
Pada Selasa 17 Maret, tim medis menyampaikan bahwa RS positif terinfeksi COVID-19 dan dirujuk ke rumah sakit Duren Sawit.
"Hari Rabu 18 Maret, saya dijemput ambulans dengan petugas khusus yang menangani pasien positif dengan alat pelindung diri dan prosedur pemindahan pasien terinfeksi. Saya dibawa ke RSKD Duren Sawit," katanya.
Begitu sampai, dia langsung masuk ruang isolasi. "Di ruang isolasi ini saya berdua dengan pasien lain. Ruangannya sangat baik, cukup besar kira-kira 7x6 meter persegi, ada kamar mandi dalam lengkap dengan alat pendingin AC sentral. Ada intercom, diawasi dengan CCTV," katanya.
Perawat datang secara periodik untuk mengecek dua pasien corona itu dan dokter setiap hari datang berkunjung dengan alat pelindung diri. "Setiap hari ruangan juga dibersihkan oleh petugas cleaning service mengenakan APD," katanya.