TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia atau MTI Agus Taufik Mulyono menyatakan ada tiga kelompok orang dari Jabodetabek yang berpotensi mudik di tengah pandemi virus corona. Kelompok pertama adalah mereka yang nekat mudik lantaran budaya mudik tahunan.
"Seperti presiden katakan (kelompok) ini yang sulit dilarang untuk tidak mudik," kata Agus saat telekonferensi dengan awak media, Selasa, 14 April 2020.
Kelompok kedua, yaitu nekat mudik dengan alasan tak ada pemasukan untuk membiayai hidup jika tetap tinggal di Jabodetabek. Kelompok ketiga mereka yang bersikeras mudik karena permintaan orang tua atau keluarga.
Perkiraannya, dia melanjutkan, 1,3 juta orang dari Jabodetabek berpotensi ingin mudik. Meski demikian, mereka belum memutuskan apakah akan mudik atau tidak. "Tiga (kelompok) ini yang ada di dalam 1,3 juta itu," ucap Agus.
Dia memprediksikan orang-orang yang berpotensi mudik ini bakal pulang ke Jawa Barat (13 persen), Jawa Tengah (33 persen), Yogyakarta (7,8 persen), dan Jawa Timur (20 persen). Selanjutnya, sekitar 8 persen orang mudik ke Sumatera Selatan dan Lampung.
MTI lantas memberikan tiga rekomendasi kepada pemerintah guna mengantisipasi warga dari Jabodetabek tak mudik saat Hari Raya Lebaran nanti. Rekomendasi itu antara lain mengadakan kampanye Jangan Mau Jadi ODP Demi Keselamatan Keluarga di Kampung, menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT), dan memberikan kompensasi mudik berupa voucher untuk berkomunikasi.
Sebelumnya, Jokowi tak melarang masyarakat mudik. Hanya saja beberapa kepala daerah meminta agar warganya tidak mudik atau tetap di rumah saat Hari Raya Lebaran nanti. Hal itu mengingat jumlah pasien positif corona di Indonesia yang terus meningkat setiap harinya. Data terakhir menunjukkan, 4.557 orang positif, 380 orang sembuh, dan 399 orang meninggal.