TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Mohammad Idris mengakui hari pertama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB Depok, masih banyak ditemukan masyarakat yang tidak tertib.
Idris mengatakan, hari pertama PSBB di Kota Depok masih banyak warga yang memadati jalan umum tanpa tujuan yang jelas. “Saya tadi melihat beberapa kelurahan saya keliling, termasuk Sukmajaya apalagi, masih banyak warga yang berkeliaran,” kata Idris kepada wartawan, Rabu 15 April 2020.
Idris mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi pada pelaksanaan hari pertama PSBB hingga selama 14 hari kedepan. Evaluasi untuk melihat apakah tujuan PSBB yakni memutus mata rantai penyabaran Covid-19 di Kota Depok dapat terjadi.
“Check point dengan patroli lebih ditegaskan lagi, dari Satpol PP khususnya woro-woronya ini harus merata kepada seluruh warga masyarakat, ini memang masih banyak masalah,” kata Idris geram.
Idris mengatakan, pelanggaran yang terjadi banyak warung makan yang masih membuka operasionalnya. Padahal dalam aturan PSBB Kota Depok, warung makan hanya boleh melayani pembelian secara take away atau dibawa pulang.
“Warung masih ada, digunakan makan-makan (oleh) warga,” Kata Idris.
Ia pun menekankan agar Kampung Siaga Covid-19 yang telah dibentuk oleh Pemkot Depok pada tingkat RW dapat membantu mengawasi para warganya agar tidak melakukan aktivitas di luar rumah tanpa kepentingan yang jelas
“Kampung siaga ini mengontrol masyarakat di sekitar kampungnya, tapi terus terang saja ini masih sebagian (yang tertib), sebagian lagi masih perlu ditingkatkan,” kata Idris.
Terpisah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, masyarakat agar tetap mengikuti arahan dari pemerintah guna mempercepat penghentian peredaran Covid-19. “Covid-19 ini bisa selesai kalau kita taat peraturan, kalau kita tidak disiplin tidak taat aturan covid ini akan berkepanjangan,” kata Ridwan Kamil saat kunjungan ke Kota Depok.
Kang Emil, sapaan akrabnya, meminta masyarakat agar bersusah-susah dulu dalam menghadapi Covid-19 ini untuk selanjutnya dapat menikmati hasilnya yang diprediksi dalam dua bulan kedepan bisa mereda.
“Kalau taat aturan, hitungannya akhir Juni bisa turun. Kalau tidak ya lewat Juni masih terus, itu lebih bahaya, lebih baik sekarang kita bersusah susah insyaallah Covid-19 bisa selesai,” kata Emil.
Pantauan Tempo, pada setiap perbatasan Kota Depok puluhan aparat gabungan dari unsur TNI, Polri, Dinas Perhubungan dan Satpol PP terlihat berjaga. Bukan hanya pada perbatasan, di dalam kota pun puluhan aparat itu juga mendirikan pos jaga.
Sasaran para aparat ini adalah pengendara yang hendak memasuki Kota Depok agar mematuhi peraturan PSBB yang telah tertuang dalam Peraturan Wali Kota Depok Nomor 22 tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB.