TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku telah mendapat informasi dari Kementerian Perhubungan ihwal usul penghentian operasi kereta rel listrik atau KRL Commuterline selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurut Anies, Kemenhub saat ini tengah membahas usul tersebut.
"Menurut jawaban yang diterima, nanti bantuan sosial sudah diturunkan, maka pembatasan operasi itu akan dilakukan," kata Anies dalam rapat virtual dengan Tim Pengawas Penanganan Covid-19 Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis, 16 April 2020.
Usul itu disampaikan Anies bersama sejumlah kepala daerah kepada Menteri Perhubungan ad interim Luhut Binsar Pandjaitan dua hari lalu. Anies mengatakan ia juga sudah mengusulkan pengurangan operasi ini kepada PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).
Hal ini disampaikan Anies menjawab pertanyaan ihwal masih padatnya penumpang KRL kendati Jakarta dan sejumlah daerah penyangga sudah menerapkan PSBB. Pada awal pekan pertama PSBB, Senin, 13 April lalu, Stasiun Bogor, Depok, dan sekitarnya terpantau padat.
Anies mengatakan, penggunaan kendaraan umum yang dikelola pemerintah DKI sebenarnya sudah mengalami penurunan signifikan. Ia membeberkan, sebelum corona mewabah, jumlah pengguna Transjakarta dan Jaklingko mencapai 950 ribu hingga satu juta penumpang per hari.
Sejak 1 April, penggunanya tinggal 103 ribu per hari. Adapun kemarin, kata Anies, penggunanya turun lagi menjadi 91 ribu per hari.
Anies mengatakan penurunan juga terjadi pada pengguna MRT dan LRT. Penumpang MRT biasanya 85-90 ribu per hari turun menjadi rata-rata 5 ribu penumpang per hari. Penumpang LRT pun kini tinggal sekitar 200 orang per hari.
Waktu kedatangan setiap moda pun dibuat lebih lama. MRT kini hanya beroperasi setiap 30 menit sekali dan berhenti di empat hingga enam stasiun saja.
"Pembatasan itu kami lakukan di semua kendaraan umum yang kami operasikan," kata Anies.